Jakarta – Pasar kripto melakukan aksi variatif pada pagi hari ini (17/1/2025) pasca terbuka prospek cadangan strategis Negeri Paman Sam yang tak cuma Bitcoin, melainkan koin-koin lainnya.
Merujuk dari CoinMarketCap pada Hari Jumat (17/1/2025) pukul 07:26 WIB, pangsa kripto menggerakkan mix. Bitcoin turun 0,3% ke US$100.143 sedangkan secara mingguan berada ke zona positif 8,27%.
Ethereum terdepresiasi 3,6% pada 24 jam terakhir sementara pada sepekan naik 2,89%. XRP menguat 7,1% secara harian juga jikalau dilihat di seminggu terakhir terpantau meroket 43,21%.
Begitu pula untuk Cardano yang naik 3,01% pada 24 jam terakhir serta pada tujuh hari terakhir melambung tinggi 19,62%.
CoinDesk Market Index (CMI) yang tersebut merupakan indeks untuk mengukur kinerja tertimbang kapitalisasi bursa dari bursa aset digital turun 0,21% di dalam bilangan 3.793,67. Open interest terapresiasi 0,62% di bilangan bulat US$141,5 miliar.
Sedangkan fear & greed index yang mana dilansir dari coinmarketcap.com menunjukkan hitungan 57 yang digunakan menunjukkan bahwa lingkungan ekonomi berada ke fase neutral dengan keadaan ekonomi lalu bidang kripto ketika ini.
Dikutip dari cointelegraph.com, globus kripto dikejutkan dengan XRP yang digunakan sedang di fase penemuan harga/price discovery untuk pertama kalinya sejak 2017, dengan tiga bulan berturut-turut menunjukkan candle hijau.
Presiden terpilih AS, Donald Trump, dilaporkan terbuka untuk membentuk cadangan strategis yang mana akan mencakup mata uang kripto yang digunakan didirikan pada AS, lalu Komisi Sekuritas dan juga Bursa Negeri Paman Sam (SEC) mengajukan argumen di bandingnya terhadap Ripple Labs.
Donald Trump, yang digunakan bersiap untuk menjabat sebagai Presiden ke-47 Amerika Serikat, dilaporkan “receptive” atau terbuka terhadap gagasan pembentukan cadangan strategis yang digunakan menitikberatkan pada mata uang kripto berbasis AS, tidak Bitcoin.
Rumor ini muncul di sedang perkiraan bahwa administrasi baru kemungkinan besar akan menyokong pemanfaatan juga pengembangan mata uang digital yang digunakan berbasis ke di negeri sebagai bagian dari kebijakan sektor ekonomi strategis.
The New York Post, di laporannya pada 16 Januari yang dimaksud mengutip sumber-sumber anonim, menyebutkan bahwa Donald Trump “receptive” atau terbuka terhadap ide membentuk cadangan strategis yang dimaksud memprioritaskan mata uang kripto seperti Simbol Dolar Coin (USDC) seharga US$1, Solana (SOL) seharga US$210,53, kemudian XRP seharga US$3,26. Sumber-sumber yang disebutkan juga menyebutkan bahwa ide ini dapat mengesampingkan Bitcoin (BTC), mata uang kripto terbesar ke globus berdasarkan kapitalisasi pasar.
Spekulasi tentang cadangan kripto yang tersebut lebih banyak luas semakin intensif setelahnya Trump dilaporkan makan waktu malam sama-sama pimpinan Ripple, Brad Garlinghouse, serta kepala bagian hukum Stuart Alderoty. Garlinghouse membagikan foto dari makan di malam hari yang disebutkan kemudian menyebutnya sebagai “awal yang digunakan kuat untuk 2025.”
Komunitas kripto bereaksi tajam terhadap rumor yang digunakan memprioritaskan altcoin ke menghadapi Bitcoin. Almeida, salah satu pendiri Orquestra, mencela kemungkinan langkah yang disebutkan dengan mengatakan, “Sangat mengecewakan jikalau benar. Kredibilitas berubah menjadi -1.” Sementara itu, David Bailey, pimpinan BTC Inc, menolak konsep yang dimaksud sebagai “berita palsu,” serta secara sarkastis mengumumkan Ripple sebagai “koin Kamala.”
CNBC INDONESIA RESEARCH
Next Article Pilpres Negeri Paman Sam Makin Dekat, Bitcoin Cs Balik Meroket
Artikel ini disadur dari XRP Terbang Tinggi, Ada Apa?