Ibukota Indonesia – Co-Founder Tumbuh Makna Benny Sufami menyatakan berinvestasi harus mempertimbangkan profil risiko, tiada bisa jadi cuma dengan motivasi ikut-ikutan atau Fear of Missing Out (FOMO).
“Banyak pemodal muda yang dimaksud banyak kali mengalami kerugian lantaran terdampar di tren pembangunan ekonomi tanpa mempertimbangkan profil risiko pribadi. Banyak yang digunakan ikut-ikutan membeli saham hanya sekali akibat mengamati khalayak lain melakukannya,” kata Benny ketika memberikan materi webinar bertajuk “Financial Cerdas Gen-Z: Strategi Kelola Dana dan juga melek Digital Menuju Masa Depan Sejahtera”, diambil di dalam Jakarta, Jumat.
Menurutnya, pemahaman risiko sebelum berinvestasi adalah hal krusial agar tindakan yang mana diambil lebih besar cerdas kemudian minim risiko. Ia juga mengimbau setiap kebijakan keuangan terus-menerus didasarkan pada prinsip-prinsip yang digunakan legal serta logis.
“Pola pikir yang penting ditanamkan bukanlah hanya saja tentang bagaimana menciptakan uang, tetapi juga bagaimana mengelola dengan tepat kemudian bijaksana. Pastikan setiap langkah finansial yang tersebut diambil mematuhi aturan yang tersebut berlaku lalu tak tergoda oleh iming-iming keuntungan instan,” ujar dia.
Dalam kesempatan yang digunakan sama, Dosen Pengetahuan Komunikasi Universitas Serang Raya Endang Tri Santi mengingatkan bahaya FOMO yang mana banyak kali mengakibatkan kebiasaan buruk di pengelolaan keuangan.
Oleh oleh sebab itu itu, literasi keuangan menjadi penting bagi generasi yang meningkat pada era digital, teristimewa gen Z.
“Di sedang tsunami informasi pada waktu ini, sikap kritis sangat diperlukan. Kita harus setiap saat cek data kemudian verifikasi sumber dengan teliti, dikarenakan hal ini akan membantu kita terhindar dari kebijakan finansial yang digunakan merugikan,” paparnya.
Ia berpesan agar generasi muda tak mudah-mudahan terpengaruh tren tanpa memahami risikonya lalu lebih tinggi selektif di menciptakan kebijakan keuangan. Mereka juga dapat memanfaatkan teknologi secara produktif lalu positif.
Menurutnya, era digital harus dimanfaatkan dengan literasi yang dimaksud baik, bukanlah hanya sekali sebagai konsumen, tetapi juga sebagai kreator yang dimaksud dapat menghasilkan kembali hasil sendiri. “Mari manfaatkan era digital untuk berubah menjadi lebih besar kreatif lalu produktif,” tutur Santi.
Artikel ini disadur dari Tumbuh Makna: Investasi harus pertimbangkan profil risiko bukan FOMO