Jakarta – Angka tukar rupiah diperkirakan akan melanjutkan tren pelemahan terhadap dolar Amerika Serikat sepanjang 2025. Hal ini dipengaruhi oleh perkembangan global, khususnya AS.
“Kita masih tertekan sampai kapan ini masih mengantisipasi the Fed rencananya hanya saja menurunkan sekali hanya 2025,” kata Direktur Penelitian Sektor Keuangan, CORE Indonesi Etikah Karyani di konferensi pers, Selasa (21/1/2025)
Semakin kecilnya kemungkinan penurunan suku bunga acuan Amerika Serikat lantaran pemuaian diperkirakan masih permanen tinggi. Seiring dengan kebijakan ekspansif dari Presiden Negeri Paman Sam Donald Trump.
“Masih tetep (isunya) naiknya harga sekalipun telah terkendali tapi diluar negeri dalam Negeri Paman Sam tenaga kerja masih belum baik baik saja,” jelasnya.
Penurunan suku bunga BI pada awal tahun 2025 berubah menjadi 5,75% juga diluar ekspektasi pasar. Menurut Etikah, ini akan menimbulkan imbal hasil surat utang ke Nusantara tak terlalu mendebarkan bagi investor.
“Market yang tersebut kaget market mengamati prediksinya sedikit lebih banyak membesar namun secara tiba-tiba turun,” terang Etikah.
Terkait dengan kebijakan Devisa Hasil Ekspor (DHE) yang tersebut lebih tinggi ketat, menurut Etikah tidak ada membantu penguatan rupiah dengan signifikan.
Kini rupiah bertengger pada sekitar level Rp16.300 per dolar AS. Etikah memperkirakan di tahunan ke depan rupiah menggerakkan pada level Rp16.000-17.000 per dolar AS.
Next Article Panasnya Politik & Demo Bikin Pemodal Takut, Rupiah Langsung Anjlok!
Artikel ini disadur dari Trump Resmi Jabat Presiden AS, Begini Ramalan Rupiah di 2025