Berita  

Tarif Impor Trump Bikin Wall Street Cemas

Tarif Impor Trump Bikin Wall Street Cemas

Jakarta – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald J. Trump akan memberlakukan tarif 25% pada impor barang yang mana masuk ke Amerika Serikat dari Meksiko serta Kanada. Sedangkan tarif 10% diberlakukan untuk impor dari China.

Trump sendiri pernah mengungkapkan bahwa tidaklah ada yang dimaksud dapat diwujudkan oleh ketiga negara itu untuk menjaga dari tarif.

Hal yang dimaksud sebanding juga akan terjadi meskipun Trump mengutarakan kemungkinan pengecualian minyak dari Kanada. Tarif yang disebutkan juga mencakup pungutan 10% pada semua pasokan energi Kanada yang tersebut diimpor oleh Amerika Serikat.

Kepala Pengembangan Usaha pada Siebert Financial, New York menyatakan bahwa pangsa di antaranya bursa Amerika Serikat Wall Street akan bereaksi pada kebijakan tersebut.

“Sampai pada waktu ini bursa benar-benar berpihak pada Trump, tetapi itu bisa saja berubah kemudian lingkungan ekonomi bisa jadi menantangnya untuk pertama kalinya,” katanya, dilansir Reuters, Mingguan (2/2/2025).

Adapun, beberapa pemodal masih berharap bahwa tahapan yang dimaksud kemungkinan besar semata-mata taktik Gedung Putih dan juga bahwa hingga tarif mulai dikenakan pada importir, masih ada ruang bagi presiden untuk menantang kembali rencananya.

“Dengan adanya penundaan di implementasi, akan ada pandangan bahwa ini masih merupakan taktik negosiasi,” kata Rick Meckler, mitra ke Cherry Lane Investments, kantor penanaman modal keluarga pada New Vernon, New Jersey.

Di lain sisi, Ahli strategi Barclays sebelumnya memperkirakan bahwa tarif itu dapat menciptakan hambatan 2,8% pada pendapatan perusahaan S&P 500, di antaranya dampak yang mana diproyeksikan dari tindakan pembalasan dari negara-negara yang mana berubah menjadi sasaran.

Selain itu, Ekonom Goldman Sachs memperkirakan bahwa tarif menyeluruh terhadap Kanada serta Meksiko akan menyiratkan peningkatan naiknya harga inti sebesar 0,7% juga pukulan 0,4% terhadap produk-produk domestik bruto.

Potensi untuk meninggal nilai tukar konsumen merupakan area yang tersebut sangat sensitif bagi investor, yang gelisah tentang kebangkitan kenaikan harga yang tersebut menyebabkan Federal Reserve berhenti memangkas suku bunga. Belum lagi, bank sentral Amerika Serikat minggu kemudian menghentikan siklus pemotongan suku bunganya.

Next Article Saham Donald Trump Anjlok Usai Upaya Pembunuhan Kedua, Kenapa?

Artikel ini disadur dari Tarif Impor Trump Bikin Wall Street Cemas

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *