Berita  

Tahun Depan PPN Jadi 12%, Hal ini Dampaknya Kata Bankir Syariah

Tahun Depan PPN Jadi 12%, Hal ini Dampaknya Kata Bankir Syariah

Jakarta,CNBC Indonesia – Kenaikan tarif Pajak Pertambahan Skor (PPN) berubah menjadi 12% pada 1 Januari 2025, diproyeksikan akan memberikan tekanan terhadap daya beli masyarakat. Penurunan daya beli ini dapat berdampak pada penurunan permintaan pembiayaan, teristimewa pada segmen konsumer, mikro, dan juga UMKM.

SelainĀ menekan perkembangan kredit, dampak dari kenaikan PPN juga berpotensi mempengaruhi kualitas aset perbankan di ketiga segmen yang disebutkan akibat meningkatnya risiko gagal bayar. Hal ini bermetamorfosis menjadi tantangan signifikan bagi sektor perbankan, teristimewa di menjaga peningkatan kredit dan juga kualitas portofolio pembiayaan.

Risk Management Division Head Bank Mega Syariah Rundi Dhema Perkasa mengemukakan Bank Mega Syariah terus memantau keadaan lingkungan ekonomi dan juga sektor ekonomi secara bergerak juga menyesuaikan strategi kegiatan bisnis dengan tren yang tersebut berada dalam berkembang.

Dalam menghadapi kemungkinan perlambatan di segmen tertentu, Bank sudah mempersiapkan diversifikasi portofolio pembiayaan yang mana tambahan luas, satu di antaranya meningkatkan kekuatan segmen yang mana memiliki risiko lebih tinggi rendah kemudian peluang pertumbuhan yang dimaksud stabil.

“Bank Mega Syariah sudah menerapkan pengelolaan risiko yang dimaksud komprehensif juga proaktif. Melalui Risk Acceptance Criteria (RAC), kami melakukan konfirmasi pemberian pembiayaan dijalankan dengan sangat selektif berdasarkan prinsip kehati-hatian. Selain itu, kami secara konsentris menerapkan prinsip 5C – character, capacity, capital, collateral, serta condition – untuk menafsirkan kelayakan pembiayaan, sehingga risiko gagal bayar dapat diminimalkan,” jelas RundiĀ melalui keterang resmi, diambil Hari Jumat (29/11/2024).

Kendati demikian, di menghadapi tantangan dunia usaha yang tersebut semakin dinamis, Mega Syariah permanen optimistis. Rundi menjelaskan, di tahun 2025, Bank Mega Syariah berazam untuk mempertahankan rasio NPF di bawah risk appetite serta melindungi peningkatan pembiayaan yang digunakan berkualitas melalui mitigasi risiko yang tegas juga pengelolaan portofolio yang prudent.

Di berada dalam berubah-ubah tantangan eksternal, Mega Syariah juga fokus pada pengembangan layanan dan juga barang yang digunakan inovatif. Strategi yang dimaksud bertujuan untuk menjangkau segmen bursa yang tersebut lebih besar luas, khususnya di sektor konsumer, yang digunakan mencatatkan peningkatan signifikan

Pembiayaan konsumer hingga September 2024 tercatat mencapai Mata Uang Rupiah 382,5 miliar, bertambah 24,07% dibandingkan September 2023 (year on year / YoY). Selain itu, segmen kartu pembiayaan atau Syariah Card juga mencatatkan pertumbuhan sangat baik sebesar 686% YoY. Secara keseluruhan, total pembiayaan Bank Mega Syariah mencapai Rp7,2 triliun per September 2024.

Bank Mega Syariah juga berhasil mempertahankan kualitas pembiayaannya dengan rasio non-performing financing (NPF) gross per September 2024 sebesar 0,91%, turun dibandingkan tempat September 2023 yang tersebut mencapai 0,95%.

“Dengan fokus pada inovasi, pengelolaan risiko yang tersebut ketat, dan juga pengembangan portofolio yang digunakan sehat, Bank Mega Syariah optimistis bahwa strategi yang sudah diterapkan akan menguatkan daya tahan bank terhadap tantangan kegiatan ekonomi ke tahun 2025,” pungkas Rundi.

Next Article Kredit Bank Ngegas, BI Ramal Akhir Tahun Bisa Tembus Segini!

Artikel ini disadur dari Tahun Depan PPN Jadi 12%, Ini Dampaknya Kata Bankir Syariah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *