Jakarta – Aqua telah bermetamorfosis menjadi merek Air minum di kemasan (AMDK) yang mana telah meluas. Mengutip platform resminya, Aqua pertama kali didirikan pada tahun 1973 oleh Tirto Utomo dengan nama PT Golden Mississippi. Pabrik pertamanya berada di dalam Pondok Ungu, Bekasi, Jawa Barat.
Tahun berikutnya, yaitu pada 1974, perusahaan ini merilis hasil pertama pada bentuk kemasan botol kaca berukuran 950 ml dari pabrik ke Bekasi dengan nilai tukar per botol ketika itu Rupiah 75.
Perusahaan terus berprogres hingga mendirikan pabrik keduanya dalam Pandaan, Jawa Timur pada tahun 1984. Tahun 1985, pengembangan produk-produk Aqua di bentuk kemasan PET 220 ml.
Selanjutnya, pada 1993, Aqua Group menyelenggarakan acara Aqua peduli dengan melakukan daur ulang botol plastik kemasan Aqua berubah menjadi materi yang tersebut dapat digunakan kembali.
Tahun 1998, terjadi aliansi strategis antara Tirta Investama serta Danone melalui Danone Asia Holding Pte Ltd sebagai minority shareholder, selanjutnya Tirta Investama, PT Aqua Golden Mississippi dan juga PT Tirta Sibayakindo setuju untuk bersinergi membentuk Grup Aqua.
Pada tahun 2000 Aqua pun mulai mencantumkan ‘Danone’ pada seluruh produknya. Pada 2001, Danone mulai meningkatkan kepemilikan saham ke Tirta Investama sehingga Danone berubah jadi pemegang saham mayoritas Grup Aqua. Di tahun yang tersebut sama, Aqua menghadirkan kemasan botol kaca baru 380 ml.
PT Aqua Golden Mississippi sempat tercatat pada Bursa Efek Indonesi (dulu Bursa Efek Jakarta/BEJ) dengan kode AQUA, tapi kemudian secara sukarela delisting pada 1 April 2011.
Presdir AQUA pada waktu itu, Willy Sidharta di suratnya untuk BEJ juga Bapepam (kini OJK), disitir Detikfinance, menjelaskan, rencana go private yang dimaksud berkaitan dengan kebijakan Danone Asia untuk mengkonsolidasikan kegiatannya pada Negara Indonesia pada bidang pembotolan air minum di kemasan.
Pada awalnya, untuk bidang ini terdiri dari 12 anak perusahaan yang dimaksud saham-sahamnya dimiliki oleh Tirta Investama.
Menurut Willy, go private ini juga sesuai dengan kebijakan global induk perusahaan yakni Grup Danone untuk membeli saham-saham yang digunakan dimiliki oleh pemegang saham non-strategis di pada investasi-investasinya.
Willy juga menegaskan, bukan ada alasan bagi AQUA untuk kekal mencatatkan saham-sahamnya pada bursa mengingat bukan aktifnya perdagangan saham AQUA pada bursa. Perseroan melakukan pembelian berhadapan dengan sisa saham yang dimaksud masih dimiliki rakyat sebanyak 6,4% sebesar Mata Uang Rupiah 100.000 per saham.
Harga yang dimaksud mencerminkan 65% lebih tinggi lebih tinggi dari nilai tukar penutupan sebelum pengumuman 30 September 2005 sebesar Simbol Rupiah 59.000 per saham.
Adapun tarif tender offer selanjutnya ditetapkan dengan biaya sebesar Mata Uang Rupiah 500.000 per saham pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) perseroan ke Hotel Ritz Carlton, Mega Kuningan, Jakarta, Rabu (22/9/2010).
Komposisi pemegang saham AQUA pada waktu itu adalah PT Tirta Investama 12.419.090 saham (94,35%) lalu rakyat 743.383 saham (5,65%). Dengan biaya sebesar Mata Uang Rupiah 500.000 per saham, maka total dana yang harus dirogoh Tirta Investama ketika itu sebesar Rupiah 371,691 miliar.
Aqua di bawah brand Danone dan juga terus ekspansi. Danone sendiri merupakan produsen makanan dan juga minuman yang mana berkantor pusat ke Prancis kendati pendiriannya berawal dari Spanyol. Empat komoditas utamanya adalah susu segar, nutrisi awal kehidupan, air, serta gizi medis.
Situs resmi Danone mencatat, brand ini lahir berkat penggabungan BSN lalu Gervais Danone pada Desember 1972 dalam Spanyol. Merger ini juga berjalan setelahnya perjumpaan antara dua entrepreneur ketika itu, Daniel Carasso serta Antoine Riboud.
Pendirian Danone awal mulanya pada 1919 yang tersebut didirikan dalam Barcelona, Spanyol, oleh Isaac Carasso dengan nama awal anaknya yakni Daniel Carasso, yang dimaksud punya nama panggilan Danon.
Sejarah Tirto Utomo
Kembali ke Tirto Utomo, berdasarkan informasi pada laman resminya, Aqua didirikan oleh Tirto Utomo. Pria kelahiran Wonosobo, 8 Maret 1930 ini awalnya mendirikan perusahaan yang diberi nama PT Golden Mississippi sebagai pelopor perusahaan air minum pada kemasan (AMDK) pertama di dalam Indonesia.
Mengutip Biografiku, perjalanan Tirto di menjalani lembaga pendidikan semasa sekolahnya tidaklah mudah. Karena dalam Wonosobo tidaklah ada SMP maka Tirto Utomo harus bersekolah pada Magelang yang mana berjarak sekitar 60 kilometer, perjalanan itu ditempuh dengan sepeda.
Namun, keberadaan Tirto tergolong lumayan dikarenakan orangtuanya pelaku bisnis susu sapi kemudian penjual ternak. Lulus SMP Tirto Utomo melanjutkan sekolah ke HBS (sekolah setingkat SMA ke zaman Hindia Belanda) ke Semarang juga kemudian ke Malang. Masa remaja Tirto Utomo digunakan ke Malang lalu ke situlah ia bertemu dengan Lisa / Kienke (Kwee Gwat Kien).
Selama dua tahun kuliah pada Universitas Gajah Mada yang mana ada pada Surabaya, Tirto sempat mengisi waktu luang sebagai wartawan Jawa Pos dengan tugas khusus meliput berita-berita pengadilan. Namun, dikarenakan kuliah bukan menentu, akhirnya Tirto pindah ke Fakultas Hukum Universitas Indonesia.
Di DKI Jakarta sambil kuliah ia bekerja sebagai Pimpinan Redaksi harian Sin Po dan juga majalah Pantja Warna. Tirto menikah dengan seseorang wanita bernama Lisa. Mereka menikah pada 21 Desember 1957 pada Malang.
Namun, perjalanan hidup Tirto tak selamanya mulus, musibah datang pada tahun 1959. Tirto diberhentikan sebagai pemimpin redaksi Sin Po. Akibatnya sumber keuangan keluarga berubah menjadi tidak ada jelas. Namun, akibat perkembangan itulah Tirto Utomo mempunyai kemauan yang mana bulat untuk menyelesaikan kuliahnya dalam Fakultas Hukum UI.
Lika liku perjalanan hidup Tirto dilalui dengan penuh perjuangan dengan beraneka peran kemudian profesi di pekerjaan. Hingga pada tahun 1973, bermodal sebesar Rupiah 150 juta, Tirto sama-sama adiknya Slamet Utomo, merekan mendirikan pabrik di Bekasi pada tahun 1973 dengan nama PT Golden Mississippi dengan merek item awalnya bernama Puritas.
Tirto mendirikan pabrik pertama pada tahun 1973 silam pada Pondok Ungu, Bekasi. Setahun kemudian, perusahaan Tirto akhirnya mampu memproduksi komoditas pertama Aqua. Air minum yang disebutkan dikemas di bentuk botol kaca berukuran 950 ml. Sebotol AMDK Aqua ketika itu dibanderol dengan nilai Simbol Rupiah 75.
Lalu, 10 tahun kemudian, Tirto kembali mendirikan pabrik Aqua. Pabrik kedua Aqua itu didirikan di Pandaan, Jawa Timur. Lokasi itu dipilih agar sanggup lebih banyak mendekatkan hasil Aqua pada konsumen yang digunakan berada di dalam sekitar wilayah tersebut.
Pada 1985, akhirnya Aqua mengembangkan bentuk kemasan baru yaitu berbentuk PET (botol plastik) ukuran 220 ml. Transformasi bentuk kemasan ini dianggap tambahan berkualitas juga lebih lanjut aman untuk dikonsumsi.
Pada 1990, Aqua melakukan penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) dalam bursa saham. Selanjutnya, pada tahun 1998, terbentuk aliansi strategis antara PT Tirta Investama dengan Danone melalui Danone Asia Holding Pte Ltd sebagai minority shareholder.
Maksudnya, mayoritas saham PT Aqua Golden Mississippi diakuisisi oleh perusahaan multinasional jika Prancis, Danone melalui Danone Asia Holding Pte. Meskipun demikian, pada saat itu Tirto Utomo sebagai pendiri Aqua masih memegang saham pada Aqua lewat PT Tirta Investama.
Artikel ini disadur dari Sosok Pemilik Asli Air Minum Aqua, Ternyata Anak Tukang Ternak