Jakarta – Anak zaman sekarang kemungkinan besar tak kenal Ramayana. Dahulu, di mana sedang banyak uang, orang-orang segera bergegas belanja baju ke Ramayana. Toko baju yang disebutkan juga berubah menjadi tujuan ketika Lebaran tiba.
Raja ‘ritel’ Ramayana ini dikembangkan oleh Paulus Tumewu. Toko ini berubah menjadi ancaman kritis bagi raja ritel lainnya, Matahari.
Paulus yang digunakan belajar usaha dari toko kelontong orangtuanya di dalam Makassar, hijrah ke DKI Jakarta pasca menikah dengan Tan Lee Chuan, adik Eddy Tansil.
Tahun 1978 adalah tahun permulaan bagi Ramayana Department Store, yang belakangan dikenal sebagai ritel pakaian untuk segmen menengah ke bawah. Usia Paulus Tumewu kala itu masih 26 tahun.
Gatra (07/03/2007) mengatakan toko-nya mulanya bernama Ramayana Fashion Store. Ketika masih toko biasa, Paulus berkongsi dengan Agus Makmur. Keduanya tak lama kemudian memulai pembangunan PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk. (RALS).
Bisnis keduanya tak lama kemudian melebar dalam tahun 1985 dengan mendirikan toko Ramayana di dalam Bandung. Selain berjualan pakaian, merek juga tas, sepatu, dan juga aksesori. Dalam waktu empat tahun, Ramayana sudah ada punya 13 store. Jumlah karyawannya di dalam tahun 1989 itu telah mencapai 2.500 orang.
PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk. sejak tahun 1996 melantai Bursa Efek Ibukota dengan kode RALS. Jumlah gerainya pun bertambah kemudian tersebar pada 40 kota penting di Indonesia. Jumlah karyawannya terus bertambah. Di tahun 2005, Ramayana dilanda penurunan pemasukan.
Berdasar laporan keuangan 2005, keuntungan bersih Ramayana sebesar Simbol Rupiah 302 miliar dengan omset perdagangan Simbol Rupiah 4,3 trilyun sementara pada tahun sebelumnya untung bersih Simbol Rupiah 311 miliar.
Munculnya International Trade Centre (ITC) dianggap terlibat menjadi biang kerok penurunan itu.
Meski begitu, Paulus masih masuk di daftar 40 pendatang terkaya di dalam Nusantara versi majalah Forbes kala itu. Pada Juli 2006, Paulus menempati peringkat ke-15 dengan kekayaan yang tersebut kala itu US$ 440 jt atau sekitar Simbol Rupiah 3,96 triliun (kurs Mata Uang Rupiah 9.000 per US$).
Pada 2023, nama Paulus sudah ada tak lagi ada di dalam di daftar 50 pendatang terkaya Tanah Air versi Forbes.
Hingga hari ini gerai Ramayana masih hidup. Meski sejumlah saingan pada usaha ritel pakaian, Paulus melalui Ramayana merupakan raja penjual pakaian untuk segmen penduduk kelas menengah ke bawah.
Per September 2024, Ramayana Lestari Sentosa membukukan laba bersih setelahnya pajak Rp252,7 miliar, turun tipis atau 0,77% secara tahunan (yoy). Laba ini utamanya turun akibat pendapatan perusahaan merosot sebesar 1,26% yoy berubah jadi Rp2,11 triliun. Pada periode yang tersebut identik beban pokok pelanggan naik tipis berubah jadi Rp1,04 trliun.
Penurunan kinerja Ramayan juga terlihat dari jumlah total gerai. RALS tercatat menaungi tiga merek toko fesyen, yakni Ramayana, Robinson, lalu Cahaya. Sepanjang tahun ini, hingga September 2024, gerai Ramayana telah dilakukan berkurang lima unit dibandingkan dengan tahun sebelumnya, atau dari 96 gerai berubah menjadi 91 gerai.
Sementara itu jumlah keseluruhan gerai Robinson masih sama, yakni tiga unit. Begitu pula dengan Cahaya yang dimaksud jumlah agregat gerainya pada tahun ini masih identik dengan tahun lalu, yaitu dua unit.
Next Article 6 Crazy Rich Negara Indonesia yang Punya Bisnis Rumah Sakit
Artikel ini disadur dari Siapa Pemilik Ramayana? Ini Dia Sosoknya