Jakarta – Pengkode properti Tiongkok, Country Garden akhirnya merilis hasil yang mana sudah pernah lama tertunda, kemudian mencatatkan kerugian bersihnya telah dilakukan turun pada semester I-2024. Sebelumnya pada tahun 2023, perusahaan yang digunakan terlilit utang jumbo itu mencatatkan rekor kerugian lebih banyak dari US$24 miliar (Rp 384 triliun).
Mengutip The Wall Street Journal, pada Selasa malam, mereka melaporkan kerugian bersih sebesar 12,84 miliar yuan, setara dengan sekitar Rp28,52 triliun, di enam bulan pertama tahun 2024. Itu membaik dari kerugian sebesar 48,93 miliar yuan pada periode yang serupa tahun sebelumnya.
Pendapatan turun 55% bermetamorfosis menjadi 102,10 miliar yuan selama periode tersebut. Merosot dari tahun 2023 sebesar 401,02 miliar yuan.
Hasil yang dimaksud menyedihkan ini muncul pada waktu Country Garden, yang mana sebelumnya merupakan salah satu pengembang terbesar dalam Tiongkok, berupaya merestrukturisasi utang senilai puluhan miliar dolar dalam sedang krisis yang digunakan telah dilakukan berlangsung lama pada sektor properti negara itu. Mingguan lalu, perusahaan itu mengungkapkan sudah meluncurkan proposal baru bagi para kreditur dan juga sudah berhasil menurunkan utang hingga US$11,6 miliar, termasuk perpanjangan jatuh tempo hingga 11,5 tahun.
Perusahaan yang disebutkan menghadapi petisi likuidasi ke Hong Kong akibat bukan membayar pinjaman, dengan sidang pengadilan yang digunakan dijadwalkan akhir bulan ini.
Perdagangan saham Country Garden telah dilakukan digembok sejak bulan Maret 2024, ke sedang hambatan likuiditas dan juga kegagalannya untuk menerbitkan laporan keuangannya.
Sementara itu, sektor properti China telah terjadi menunjukkan tanda-tanda stabilisasi pasca sejumlah langkah stimulus dari Beijing selama setahun terakhir. Itu diantaranya pelonggaran pembatasan pembelian rumah, pemotongan suku bunga hipotek, lalu perluasan proyek bagi pengembang rumah untuk mengakses pinjaman.
Next Article Diskon PPN 100% Perumahan Diperpanjang, Saham Properti Bergairah
Artikel ini disadur dari Sempat Rugi Rp 384 T, Ini Kondisi Terbaru Raksasa Properti China