Jakarta – Nate Anderson, pelaku short seller ternama mengumumkan akan menangguhkan perusahaannya, Hindenburg Research. Keputusan ini diambil, belum lama setelahnya perusahaan itu menyebabkan saham Adani ambruk dikarenakan tuduhan manipulasi saham.
Anderson mengaku pekerjaannya di dalam Hindenburg yang disebutkan sudah membebani kesejahteraannya.
“Saya telah dilakukan menghabiskan sebagian besar dari delapan tahun terakhir baik pada pertarungan atau mempersiapkan diri untuk pertarungan berikutnya,” katanya di sebuah wawancara dengan The Wall Street Journal, diambil Kamis (16/1/2025).
Anderson mengemukakan bahwa ia merasa bahwa ia juga Hindenburg telah lama mencapai target mereka, yakni memulai pembangunan bidang usaha dari perburuan kecurangan lalu hambatan lain dalam bursa rakyat juga swasta. Ia berharap dapat segera berbagi sumber daya lalu materi pelatihan agar pemukim lain dapat menggunakan taktik Hindenburg pada penyelidikan mereka itu sendiri.
Sementara itu, Anderson mengutarakan pasca ini ingin menekuni hobi, bepergian, lalu menghabiskan waktu dengan tunangannya dan juga anak mereka, seraya menambahkan bahwa ia telah dilakukan memperoleh cukup uang untuk memenuhi keperluan merek di dalam masa depan. Ia menyatakan bahwa ia berencana untuk menginvestasikan uangnya pada dana indeks lalu penanaman modal lain yang tersebut bukan memunculkan stres.
Mengingatkan saja, pada Januari 2023 lalu, Hindenburg menuduh Adani Group melakukan manipulasi saham kemudian penggelapan perusahaan. Akibatnya, saham konglomerat multinasional jika India itu ambruk sebesar US$ 110 miliar tambahan atau sekitar Rp1.650 triliun (kurs Rupiah 15.000 rata-rata pada waktu itu).
Delapan belas bulan kemudian, Hindenburg kembali melontarkan tuduhan ke raksasa India tersebut, ketua regulator pangsa modal India miliki konflik kepentingan yang digunakan menjaga dari penyelidikan mendalam melawan tuduhan penipuan. Akibatnya, Adani Group kehilangan sekitar valuasi pangsa sebesar US$ 2,4 miliar (Rp38,04 triliun).
Adani Group, yang dipimpin oleh miliarder Gautam Adani, merupakan konglomerat multinasional yang digunakan beroperasi dalam bermacam sektor, di antaranya perdagangan komoditas, bandara, utilitas, kemudian energi terbarukan.
Hindenburg sendiri sudah pernah mendirikan reputasi di melakukan penelitian tekun kemudian teknik investigasi baru. Perusahaan ini berada pada balik banyak taruhan yang mana paling menonjol terhadap saham selama beberapa tahun terakhir.
Anderson, yang memulai Hindenburg pada tahun 2017, merupakan salah satu pentolan “aktivis short seller.” Para aktivis short seller yang dimaksud ini tak hanya saja memasang taruhan terhadap saham perusahaan, tetapi juga menggunakan media digital untuk membagikan penelitian mereka dengan pasar, dengan harapan mendapat untung dari mengubah sentimen terhadap target mereka.
Tidak seperti sejumlah perusahaan sejenisnya, Hindenburg tidaklah pernah mengurus dana warga lain. Sebaliknya, perusahaan yang disebutkan membagikan idenya dengan dana lain untuk mendapatkan imbalan dari perdagangan yang tersebut menguntungkan, menginvestasikan modalnya sendiri, serta membagikan penelitiannya dengan lembaga pemerintah dengan harapan mendapatkan imbalan.
Perusahaan yang disebutkan menuduh perusahaan-perusahaan yang tersebut bermetamorfosis menjadi targetnya, mempunyai valuasi terlalu lebih tinggi lantaran beraneka alasan. Termasuk kejahatan jabatan, manipulasi, juga kecurangan akuntansi. Upaya Hindenburg memacu beberapa tindakan penegakan hukum serta investigasi oleh regulator juga penegak hukum.
Artikel ini disadur dari Sempat Bikin Adani ‘Miskin’, Sosok Ini Malah Tutup Perusahaannya