Jakarta – Korporasi penanaman modal yang dimaksud berbasis ke London, Schroders, membuka opsi untuk berjualan bisnisnya di Indonesia. Hal ini diketahui dari sumber Media Reuters dengan alasan manajer aset global yang dimaksud sedang mempertimbangkan untuk pergi dari dari beberapa lingkungan ekonomi di bawah pimpinan eksekutif barunya.
Rencana ini didorong oleh pimpinan Schroders Richard Oldfield, yang mana mulai menjabat bulan lalu. Ia ingin memangkas unit-unit yang digunakan berkinerja buruk sebagai upaya untuk meningkatkan kembali kinerja pasca rangkaian pendapatan yang mana mengecewakan.
“Kami terus berdiskusi dengan para mitra potensial untuk memverifikasi bahwa kami dapat terus memberikan layanan serta nilai yang tersebut luar biasa terhadap para klien kami,” kata juru bicara Schroders Indonesia, mengutip Reuters, Awal Minggu (15/12).
Dikabarkan Schroders telah lama menyewa penasihat, termasuk UBS, untuk bekerja pada kemungkinan transaksi jual beli unit Indonesia.
Setidaknya empat perusahaan, di antaranya unit manajemen aset HSBC, Allianz dan PT Bank Negara Tanah Air (Persaro) Tbk (BBNI) menyatakan ketertarikannya.
Semua sumber menolak disebutkan namanya akibat pembicaraan kesepakatan bersifat rahasia.
UBS lalu HSBC menolak berkomentar. Sementra Allianz Global Investors mengemukakan belum dapat memberikan komentar.
“Sebagai bagian dari perubahan struktural BNI, kami membuka diri terhadap opsi-opsi untuk menguatkan kelompok usaha,” kata Sekretaris Organisasi BNI Okki Rushartomo, yang tersebut menolak berkomentar mengenai kesepakatan itu sendiri.
Valuasi dari unit Schroders dalam Indonesi juga bukan segera diketahui.
Sebagai informasi, rencana keluarnya Schroders terjadi pasca perjuangan selama tiga dekade untuk mengembangkan perusahaan pada Indonesia, dikarenakan para penanam modal diperkirakan akan memohonkan perubahan strategi sebab saham-sahamnya menghadapi tekanan jual tahun ini, kata sumber pertama.
Manajer reksa dana terlibat seperti Schroders telah dilakukan berjuang untuk bersaing dengan manajer pasif, kemudian saingan alternatif di arus baru secara global. Beberapa pangsa Asia juga belum memenuhi janji perkembangan aset yang digunakan berkelanjutan.
Schroders Tanah Air mengatur sekitar US$ 4 miliar aset, 1,6% dari total asetnya pada kawasan Asia Pasifik, yang mana merupakan lingkungan ekonomi terbesar kedua bagi Schroders pada hal dana kelolaan.
Next Article Dicabut 2021 Lalu, Sekuritas Milik Oesman Sapta Kembali Kantongi Izin
Artikel ini disadur dari Schroders Dikabarkan Bakal Hentikan Bisnis di Indonesia