Ibukota – PT Surya Biru Murni Acetylene Tbk (SBMA) berusaha mencapai transaksi jual beli juga jasa (service) berkembang pada tahun 2025, yang dimaksud didukung oleh peningkatan kapasitas utilitas plant yang dimaksud solid.
Direktur Utama SBMA Rini Dwiyanti menjelaskan bahwa item unggulan seperti gas untuk medis, produk-produk special gas, dan juga layanan jasa seperti leak test, hydrotest, vacuum test akan membantu perkembangan perseroan ke depan.
"Oksigen lalu Acetylene akan permanen menjadi fokus utama kami, lantaran pentingnya barang ini dalam industri, salah satunya petrokimia. Kepercayaan dari perusahaan besar seperti KPC menguatkan keyakinan kami bahwa permintaan untuk kedua produk-produk ini akan terus meningkat, mengupayakan peningkatan perusahaan," ujar Rini sebagaimana keterang resmi di Jakarta, Senin.
Rini mengumumkan kepercayaan bidang petrokimia telah dilakukan menguatkan komitmen perseroan untuk terus memperluas jangkauan item dan juga layanan, sebagai upaya memenuhi permintaan bursa yang terus berkembang.
"Kami percaya bahwa 2025 akan menjadi tahun yang penuh potensi lalu pertumbuhan bagi perusahaan. Kami siap untuk menghadapi tantangan lalu meraih sukses lebih banyak besar,” ujar Rini.
Pihaknya meninjau prospek besar di sektor jasa ini, untuk memelihara lalu meningkatkan layanan ke customer yang tersebut ada dengan keahlian grup teknis yang mana sudah dipercaya.
"SBMA juga berikrar untuk mendiversifikasi produk, fokus pada pengembangan komoditas spesifik seperti nitrogen UHP dengan kemurnian ke bawah 1 ppm, untuk memasuki lingkungan ekonomi yang mana lebih banyak luas, khususnya di sektor yang membutuhkan gas berkualitas tinggi,” ujar Rini.
Pada 2024, Rini menjelaskan SBMA mencatatkan peningkatan organik signifikan, yang dimaksud mana pendapatan kemudian laba per kuartal setiap saat meningkat didorong oleh nilai kontrak dari berubah-ubah pelanggan besar seperti PGN, Pertamina, BUMI, DEWA yang membutuhkan komponen gas sektor untuk permintaan operasional tambang juga blok minyak yang dimaksud dimiliki olehnya.
Namun demikian, Ia menyampaikan performa saham SBMA pada pangsa modal tampaknya berbanding terbalik dengan performa kinerja operasional juga keuangan.
Rini menyampaikan sebagian dari pelaku bursa kemungkinan besar dapat mengamati hal ini sebagai peluang untuk akumulasi buy saham SBMA di dalam tarif terendahnya pada level 120 sampai 122 per lembar saham.
"Saham SBMA pada waktu ini ada dalam level terendahnya sejak lima tahun terakhir," ujar Rini
Meskipun nilai saham SBMA pada waktu ini tidak ada mencerminkan peningkatan laba, Rini menyampaikan bahwa harga jual saham seringkali dipengaruhi oleh banyak unsur eksternal, yang bukan terus-menerus terkait dengan segera dengan kinerja perusahaan.
Secara kinerja operasional serta keuangan, Ia mengatakan perseroan terus menunjukkan peningkatan laba yang digunakan konsisten kemudian memiliki strategi perkembangan jangka panjang yang sangat solid, khususnya dengan fokus pada sektor-sektor strategis seperti gas medis, special gas, dan juga metalurgi.
"Keunggulan komoditas kami, yang dimaksud terbukti mempunyai kualitas lebih tinggi kemudian kemurnian yang tersebut terjaga, juga kepercayaan yang dimaksud semakin meningkat dari industri, berubah jadi dasar yang digunakan kuat untuk masa depan yang mana cerah," ujar Rini.
Artikel ini disadur dari SBMA targetkan penjualan dan jasa tumbuh pada 2025