Jakarta – Rupiah ambles terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pasca Presiden AS, Donald Trump mengesahkan perintah persoalan tarif dagang.
Dilansir dari Refinitiv, rupiah terpuruk 0,89% sekitar pukul 09:12 Waktu Indonesia Barat di dalam bilangan bulat Rp16.440/US$ pada hari ini, Awal Minggu (03/02/2025). Depresiasi ini selaras dengan penutupan Hari Jumat pekan sesudah itu (31/01/2025) yang digunakan tergelincir sebesar 0,25%.
Posisi ini merupakan yang tersebut terparah sejak 21 Juni 2024 atau sekitar tujuh bulan terakhir.
Overshoot yang tersebut muncul pada rupiah pada pagi hari ini ditengarai akibat ulah Trump yang tersebut akhirnya menerapkan kenaikan tarif impor yang digunakan telah lama lama direncanakannya melawan barang-barang dari Kanada, Meksiko, kemudian China. Tarif yang disebutkan diharapkan mulai berlaku pada Selasa, 4 Februari 2025.
Sebelumnya, pada Hari Sabtu (01/02/2025), Trump menyetujui secara resmi perintah yang dimaksud mengenakan tarif sebesar 25% berhadapan dengan impor dari Meksiko juga Kanada, dan juga bea masuk sebesar 10% melawan item China.
Sementara itu, sumber daya energi dari Kanada akan menerima tarif sebesar 10%. Sebagai catatan, nilai perdagangan Negeri Paman Sam dan juga tiga negara ini mencapai total US$ 1,6 triliun per tahun.
Trump telah lama lama memperkenalkan tarif sebagai cara untuk menegosiasikan kesepakatan yang mana lebih tinggi baik dengan mitra dagang AS. Dia pun menegaskan kebijakan ini dilaksanakan demi melindungi bidang di negeri dari persaingan asing, lalu mendapatkan pendapatan.
Di Ruang Oval pada wawancara pada Jumat, Trump menyatakan keputusannya untuk mengenakan tarif pada barang-barang dari Kanada, Meksiko, serta China adalah “murni ekonomi”. Namun, para ekonom khawatir hal ini dapat ‘menyalakan’ kembali pemuaian pada pada waktu tampaknya tekanan nilai mulai mereda.
CNBC INDONESIA RESEARCH
Next Article Rupiah Loyo Gegara Kabar Tidak Baik dari AS, Dolar Naik ke Simbol Rupiah 15.160
Artikel ini disadur dari Rupiah Tersungkur di Awal Pekan, Dolar Tembus Rp 16.440
