Jakarta – Rupiah tergelincir terhadap dolar Amerika Serikat (AS) setelah risalah bank sentral Negeri Paman Sam (The Fed) dini hari tadi yang digunakan menunjukkan kemungkinan pemangkasan suku bunga yang menggerakkan lebih tinggi lambat.
Dilansir dari Refinitiv, rupiah dibuka melemah 0,03% ke nomor Rp16.195/US$ pada hari ini, Kamis (9/1/2025). Hal ini selaras dengan penutupan perdagangan kemarin (8/1/2025) yang digunakan juga terdepresiasi sebesar 0,4%.
Sementara indeks dolar AS/DXY pada pukul 08:52 Waktu Indonesia Barat naik 0,14% di bilangan 109,24. Angka ini tambahan tinggi apabila dibandingkan dengan kedudukan kemarin yang dimaksud berada ke nomor 109,09.
Koreksi pada rupiah khususnya yang tersebut didorong dari sentimen eksternal khususnya yang tersebut datang dari AS.
Mengutip dari risalah the Fed dini hari tadi “Pejabat Federal Reserve pada pertarungan bulan Desember merekan menyatakan perasaan khawatir tentang kenaikan harga kemudian dampak yang digunakan dapat ditimbulkan oleh kebijakan Presiden terpilih Donald Trump, yang mana mengindikasikan bahwa mereka itu akan menggerakkan lebih banyak lambat di pemangkasan suku bunga sebab ketidakpastian”
Tanpa mengumumkan nama Trump, ringkasan reuni yang disebutkan menampilkan setidaknya empat penyebutan tentang dampak inovasi di kebijakan imigrasi serta perdagangan terhadap ekonomi AS.
Sejak kemenangan Trump pada pemilihan umum bulan November, Ia sudah mengisyaratkan rencana untuk mengenakan tarif yang tersebut agresif kemudian menghukum terhadap Tiongkok, Meksiko, juga Kanada juga mitra dagang Amerika Serikat lainnya.
Hal yang dimaksud menciptakan tempat the greenback makin kuat. Ini adalah kemudian tercermin pada indeks dolar Amerika Serikat (DXY) yang mana sempat kembali terbang ke menghadapi level 109.
CNBC INDONESIA RESEARCH
Next Article Rupiah Menguat Tipis, Harga Dolar Sempat Sentuh Rp15.900
Artikel ini disadur dari Rupiah Tergelincir, Dolar Lanjut Naik ke Rp16.195