Rupiah merosot seiring lingkungan ekonomi tunggu rilis data kenaikan harga Amerika Serikat

Rupiah merosot seiring lingkungan sektor ekonomi tunggu rilis data kenaikan tarif Amerika Serikat

Ibukota – Angka tukar rupiah terhadap dolar Negeri Paman Sam pada akhir perdagangan Selasa merosot seiring pelaku lingkungan ekonomi mengawaitu rilis data pemuaian Amerika Serikat (AS).

Pada akhir perdagangan Selasa, rupiah tergelincir 92 poin atau 0,59 persen berubah menjadi Rp15.782 per dolar Negeri Paman Sam dari sebelumnya sebesar Rp15.690 per dolar AS.

“Fokus pekan ini adalah pada data naiknya harga indeks nilai konsumen Amerika Serikat yang utama, yang tersebut diperkirakan akan menunjukkan pemuaian masih stabil pada bulan Oktober. Pembacaan yang disebutkan juga kemungkinan akan bermetamorfosis menjadi factor ekspektasi terhadap suku bunga,” kata pengamat bursa uang Ibrahim Assuaibi di keterangan di Jakarta, Selasa.

Pasar bertaruh bahwa kebijakan pemuaian dalam bawah Presiden Amerika Serikat Donald Trump akan mempertahankan suku bunga tinggi pada jangka panjang. Dolar naik dengan cepat ke level tertinggi empat bulan pekan ini, sementara imbal hasil Treasury juga melakukan aksi naik. Sikap proteksionis Trump terhadap perdagangan lalu imigrasi diperkirakan akan menjadi aspek pemuaian yang tersebut lebih tinggi tinggi.

Di luar pembacaan inflasi, banyak pejabat Federal Reserve juga akan berpidato pekan ini, memberikan tambahan berbagai isyarat tentang kebijakan pasca bank sentral memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) pekan lalu.

Para peniaga terlihat memperkirakan kesempatan 66,7 persen untuk pemangkasan 25 bps lagi pada Desember 2024, juga kesempatan 33,3 persen suku bunga akan terus tiada berubah, CME Fedwatch menunjukkan.

Selain itu, Kongres Rakyat Nasional China menyetujui 10 triliun yuan di langkah-langkah utang baru untuk membantu pemerintah daerah. Namun, para penjual menolak oleh sebab itu kurangnya langkah-langkah yang digunakan ditargetkan untuk konsumsi pribadi juga bursa properti, khususnya pada menghadapi peningkatan tarif perdagangan pada bawah kepresidenan Trump.

Meski begitu, analis ke JPMorgan mengutarakan Tiongkok kemungkinan akan meluncurkan lebih lanjut sejumlah tindakan fiskal yang terarah pada beberapa bulan mendatang, lalu bahwa Beijing kemungkinan mencoba mengukur konsekuensi dari kepresidenan Trump.

Sementara dari pada negeri, kinerja perdagangan eceran pada Oktober 2024 diperkirakan mengalami penurunan. Hal yang disebutkan tercermin dari Ukuran Penjualan Riil (IPR) Oktober 2024 yang tersebut diprakirakan mencapai 209,5 atau meningkat melambat sebesar satu persen year on year (yoy).

Namun, apabila dilihat secara bulanan, IPR Oktober mengalami kontraksi 0,5 persen month to month (mtm). Adapun, IPR Oktober 2024 ini lebih lanjut rendah dari IPR bulan September tak lama kemudian yang tersebut mencapai 210,6.

Kurs DKI Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Tanah Air pada Selasa turun ke level Rp15.771 per dolar Amerika Serikat dari sebelumnya sebesar Rp15.677 per dolar AS.

 

Artikel ini disadur dari Rupiah merosot seiring pasar tunggu rilis data inflasi AS

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *