Ibukota Indonesia –
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Negeri Paman Sam pada perdagangan Hari Jumat ditutup melemah setelahnya rilis data naiknya harga produsen Amerika Serikat (AS) Oktober 2024 yang tersebut lebih tinggi besar dari bulan sebelumnya.
Pada akhir perdagangan Jumat, rupiah turun 12 poin atau 0,08 persen berubah jadi Rp15.874 per dolar Amerika Serikat dari sebelumnya sebesar Rp15.862 per dolar AS.
"Data pemuaian produsen Amerika Serikat bulan Oktober yang dimaksud dirilis semalam menunjukkan bilangan bulat yang mana lebih banyak lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya untuk month to month 0,2 persen dibandingkan 0,1 persen," kata pengamat lingkungan ekonomi uang Ariston Tjendra ketika dihubungi ANTARA di dalam Jakarta, Jumat.
Data naiknya harga produsen Amerika Serikat yang disebutkan mengonfirmasi hasil data naiknya harga konsumen Amerika Serikat pada hari sebelumnya bahwa pemuaian di Negeri Paman Sam masih berpotensi naik lagi.
Ariston menuturkan, perkembangan terbaru dari Timur Tengah dengan serangan-serangan negeri Israel ke negara sekitarnya juga menambah penguatan dolar AS.
Sementara dari pada negeri, neraca perdagangan Nusantara Oktober 2024 mencatatkan surplus sebesar 2,48 miliar dolar AS, lebih besar rendah dibandingkan surplus pada September 2024 sebesar 3,26 miliar dolar AS. Namun, menurut Ariston data yang dimaksud tidak ada berbagai membantu penguatan rupiah hari ini dikarenakan sentimen dari luar masih cukup kuat.
Kurs DKI Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesi pada Hari Jumat merosot ke level Rp15.888 per dolar Negeri Paman Sam dari sebelumnya sebesar Rp15.873 per dolar AS.
Artikel ini disadur dari Rupiah melemah setelah rilis data inflasi produsen AS