Berita  

Rupiah melemah seiring penguatan data sektor tenaga kerja Amerika Serikat

Rupiah melemah seiring penguatan data sektor tenaga kerja Amerika Serikat

Ibukota – Kuantitas tukar (kurs) rupiah pada Rabu melemah seiring data ekonomi Amerika Serikat (AS) dari sektor jasa serta lingkungan ekonomi tenaga kerja yang menguat.

Pada penutupan perdagangan, rupiah ditutup melemah 68 poin atau 0,42 persen menjadi Rp16.211 per dolar Amerika Serikat dari sebelumnya Rp16.143 per dolar AS.

Kurs Ibukota Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Nusantara juga melemah ke level Rp16.201 per dolar Amerika Serikat dari sebelumnya Rp16.169 per dolar AS.

“Pembukaan Pekerjaan JOLTS (Job Openings and Labor Turnover Survey) Amerika Serikat pada November 2024 naik berubah menjadi 8,10 jt dari 7,84 juta, melampaui estimasi 7,74 juta. Fakta membuka pekerjaan yang tersebut lebih banyak lebih tinggi menyiratkan bursa tenaga kerja yang dimaksud lebih tinggi ketat di AS,” ujar Kepala Ekonom Permata Bank Josua Pardede terhadap ANTARA pada Jakarta, Rabu.

Data Institute of Supply Management (ISM) Service Index untuk Desember 2024 juga meningkat jadi 54,1 dari 52,1 berkat dorongan ISM Services Paid, yang mana mencerminkan tekanan kenaikan harga dari sektor jasa.

Kedua data yang dimaksud mengisyaratkan kemungkinan tekanan pemuaian yang tersebut berkelanjutan di dalam AS, sehingga memacu ekspektasi high for longer untuk arah kebijakan Federal Reserve (The Fed), yang kemudian menggerakkan permintaan dolar Amerika Serikat tambahan tinggi.

Saat ini, pangsa disebut memperkirakan The Fed akan memangkas Federal Funds Rate (FFR) sekali sebesar 25 basis points (bps) pada Juni 2025 untuk sepanjang tahun ini.

Indeks dolar Negeri Paman Sam turut meningkat sebesar 0,26 persen bermetamorfosis menjadi 108,54, juga yield UST 10-tahun naik sebesar 5 bps menjadi 4,69 persen.

“Pasar masih akan mengantisipasi data pangsa tenaga kerja Negeri Paman Sam minggu ini, salah satunya ADP Employment Change, Non-Farm Payrolls, dan juga tingkat pengangguran meninjau arah FFR tahun ini,” kata Josua.

Ekonom Mirae Asset Sekuritas Rully Arya Wisnubroto menyatakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Negeri Paman Sam melemah lantaran ekspektasi The Fed masih akan menahan suku bunga di beberapa bulan ke depan.

“Potensi penguatan dolar disebabkan oleh dikarenakan ekspektasi The Fed masih akan menahan suku bunga pada beberapa bulan ke depan,” ungkap Rully.

Seperti diketahui, The Fed memproyeksikan suku bunga berada ke level 3,4 persen untuk 2025, yang tersebut mengindikasikan adanya pemotongan 100 bps atau 1 persen. Adapun pada tahun 2026, suku bunga diharapkan turun berubah jadi 2,9 persen atau dipangkas 50 bps.

Karena komponen tersebut, dolar Amerika Serikat memiliki kemungkinan menguat kembali sehingga rupiah masih sulit untuk mendekati level nilai tukar Rp16 ribu.

Artikel ini disadur dari Rupiah melemah seiring penguatan data sektor tenaga kerja AS

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *