Berita  

Rupiah Kebakaran, Dolar Ditutup Naik 200 Poin Sehari ke Rp16.285

Rupiah Kebakaran, Dolar Ditutup Naik 200 Poin Sehari ke Rp16.285

Jakarta – Angka tukar rupiah ambruk pada hadapan dolar Amerika Serikat (AS) pada penutupan perdagangan Kamis (19/12/2024), pelemahan mencapai tambahan dari 1%.

Melansir data Refinitiv, pada penutupan perdagangan hari ini (19/12/2024) rupiah anjlok hingga 1.24% ke level Rp16.285/US$. Pelemahan tambahan dari 1% ini adalah yang digunakan terdalam sejak 7 Oktober 2024 yakni sebelumnya sebesar 1,26%.

Sepanjang hari, nilai tukar rupiah berfluktuasi hingga sentuh level Rp16.130/US$ lalu terjauh di tempat Rp16,300/US$. Pelemahan ini adalah yang dimaksud terdalam sejak 30 Juli 2024 dengan sebelumnya berada pada sikap Rp16.295/US$.

Selama sehari penuh, rupiah telah lama melemah sebesar Seiring dengan pelemahan rupiah hari ini (18/12/2024), Skala Dolar Negeri Paman Sam (DXY) juga melemah sebesar 0,02% tepat pukul 15.00 di dalam kedudukan 108,004.

Pelemahan rupiah tidaklah terlepas dari sentimen global yang didominasi kebijakan suku bunga The Federal Reserve (The Fed) kemudian lonjakan indeks dolar Negeri Paman Sam (DXY). Pada perdagangan sebelumnya, DXY melonjak 1% ke kedudukan 108,03, tertinggi sejak November 2022, akibat ekspektasi pangsa terhadap kebijakan suku bunga Negeri Paman Sam yang tersebut tambahan konservatif.

The Fed di pernyataan terbarunya menyebutkan bahwa pemangkasan suku bunga acuan (Fed Funds Rate) pada 2025 kemungkinan semata-mata akan berlangsung dua kali, lebih tinggi rendah dari proyeksi September yang digunakan mencapai 100 basis poin (bps).

Hal ini diperkuat oleh pernyataan Ketua The Fed, Jerome Powell, yang menegaskan perlunya kehati-hatian pada penyesuaian kebijakan moneter. Ekspektasi ini menyebabkan penguatan dolar Negeri Paman Sam kemudian memberi tekanan pada mata uang negara berkembang, satu di antaranya rupiah.

Menurut Kepala Ekonom Maybank Indonesia, Myrdal Gunarto, pelemahan rupiah sejalan dengan ekspektasi bursa yang kecewa dengan proyeksi penurunan suku bunga The Fed yang mana lebih tinggi kecil.

“Ekspektasi bursa semula cukup tinggi, tetapi ternyata The Fed lebih lanjut berhati-hati, sehingga wajar apabila rupiah melemah,” ujar Myrdal.

Selain kebijakan suku bunga, kenaikan harga Amerika Serikat yang lebih tinggi tinggi juga berubah jadi komponen tambahan. Informasi terbaru menunjukkan Skala Harga Produsen (IHP) Amerika Serikat pada November naik 3% secara tahunan (yoy), sementara Ukuran Harga Pengguna (IHK) mencapai 2,7% yoy.

Angka ini tambahan tinggi dari perkiraan pangsa lalu membuat perasaan khawatir akan kenaikan suku bunga lebih besar lanjut jikalau pemuaian terus menjauhi target 2% yang digunakan ditetapkan The Fed. Ahmad Mikail, Ekonom Sucor Sekuritas, menjelaskan bahwa kenaikan IHP berdampak dengan segera terhadap prospek dolar AS.

“Kenaikan biaya produksi dapat diteruskan ke konsumen, memacu kenaikan harga lebih lanjut tinggi serta menyebabkan penguatan dolar,” ungkap Ahmad.

Tak hanya sekali itu, lonjakan imbal hasil surat utang Amerika Serikat (US Treasury) turut memperburuk sikap rupiah. Imbal hasil US Treasury tenor dua tahun naik ke 4,355%, tenor lima tahun ke 4,383%, serta tenor 10 tahun ke 4,498%.

Kenaikan ini semakin mendebarkan minat penanam modal global terhadap aset dolar AS, sementara mata uang negara berkembang, salah satunya rupiah, mengalami tekanan jual. Di berada dalam pelemahan ini, penanam modal asing juga tercatat melakukan aksi jual bersih di dalam pangsa saham Indonesia, meskipun di pangsa Surat Berharga Negara (SBN) dia masih mencatat pembelian bersih.

Data Bank Tanah Air menunjukkan sejak pekan kedua Oktober hingga awal Desember 2024, arus modal asing pergi dari tercatat mencapai Rp47 triliun. Senior Ekonom BCA Barra Kukuh Mamia juga mengindikasikan bahwa pangsa menunjukkan sikap sangat risk-off pasca hasil FOMC terbaru.

Meskipun ada pemangkasan, hasil yang dimaksud dinilai agresif, yang menyokong pelaku pangsa mencari aset aman seperti Dolar Amerika dan juga menyebabkan kenaikan imbal hasil obligasi (yields).

Ke depan, lingkungan ekonomi akan terus mencermati langkah Bank Nusantara di menjaga stabilitas nilai tukar dan juga meredam volatilitas pangsa keuangan domestik.

CNBC INDONESIA RESEARCH

Next Article Breaking! Rupiah Menguat, Dolar Turun ke Rupiah 15.720

Artikel ini disadur dari Rupiah Kebakaran, Dolar Ditutup Naik 200 Poin Sehari ke Rp16.285

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *