DKI Jakarta – Analis mata uang Doo Financial Futures Lukman Leong memproyeksikan pada perdagangan Selasa, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat akan berkonsolidasi dengan kecenderungan menguat terbatas oleh harapan stimulus yang mana lebih besar besar dari China.
Pada awal perdagangan Selasa, rupiah dibuka naik enam poin atau 0,03 persen bermetamorfosis menjadi Rp15.861 per dolar Amerika Serikat dari sebelumnya sebesar Rpp15.867 per dolar AS.
“Rupiah diperkirakan akan berkonsolidasi dengan kecenderungan menguat terbatas oleh harapan stimulus yang mana lebih besar besar dari China,” kata Lukman ketika dihubungi ANTARA di dalam Jakarta, Selasa.
Ia menuturkan secara umum China akan melonggarkan kebijakan fiskal lalu moneter guna menggalang konsumsi domestik dan juga sektor properti.
Namun, penanam modal masih mengawaitu kemudian mengantisipasi rilis data pemuaian Amerika Serikat besok. Inflasi utama Amerika Serikat diproyeksikan akan naik dari 2,6 persen pada Oktober 2024 berubah menjadi 2,7 persen pada November 2024.
Sementara dari domestik, Lukman mengutarakan pemodal juga mengantisipasi data transaksi jual beli ritel Indonesia siang ini.
Ia memperkirakan kurs rupiah melakukan aksi ke rentang Rp15.800 per dolar Negeri Paman Sam sampai dengan Rp15.900 per dolar AS.
Artikel ini disadur dari Rupiah diproyeksikan menguat di tengah harapan stimulus dari China