DKI Jakarta – Analis mata uang Doo Financial Futures Lukman Leong memprediksi nilai tukar (kurs) rupiah menguat pasca pidato Pengurus Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell tidak ada merubah prospek suku bunga The Fed.
“Rupiah diperkirakan akan menguat terhadap dolar Negeri Paman Sam yang digunakan terkoreksi pasca di pidato Powell semalam yang tersebut padahal hawkish, namun tak ada kejutan juga tidaklah merubah prospek suku bunga The Fed yang digunakan diperkirakan masih akan kekal turun sekitar 35 bps (basis points) hingga akhir tahun,” kata beliau untuk ANTARA di dalam Jakarta, Rabu.
Powell disebut hanya saja mengulangi pernyataan yang dimaksud sejenis seperti sebelumnya, yakni terkait persoalan kebijakan tarif AS, kegiatan ekonomi Negeri Paman Sam masih kuat, hingga tenaga kerja Amerika Serikat terus solid.
Kendati pernyataan Powell memberikan sentimen positif terhadap rupiah, namun takkan signifikan.
“Tarif Trump terakhir yaitu 25 persen pada baja juga aluminium beresiko besar akan retaliasi,” ungkap Lukman.
Pada Selasa (11/2), dolar Amerika Serikat diprediksi menguat seiring antisipasi pidato Powell.
“Seperti halnya beberapa pejabat The Fed lainnya, Powell diperkirakan akan memberikan pernyataan hawkish oleh perasaan khawatir naiknya harga yang tersebut akan disebabkan oleh kebijakan tarif Trump,” ucap dia.
Nilai tukar rupiah (kurs) pada pengaktifan perdagangan hari Rabu di Ibukota Indonesia menguat hingga 25 poin atau 0,15 persen berubah jadi Rp16.359 per dolar Amerika Serikat (AS) dari sebelumnya Rp16.384 per dolar AS.
Artikel ini disadur dari Rupiah diprediksi kuat usai pidato Powell tak ubah prospek suku bunga