Berita  

Raksasa Global Ramai-Ramai Pindah dari Pasar Modal RI, Ada Apa?

Raksasa Global Ramai-Ramai Pindah dari Pasar Modal RI, Ada Apa?

Jakarta – Raksasa global yang mana menggerakkan pada bidang bursa modal ramai-ramai memutuskan untuk hengkang dari Indonesia. Terbaru manajer pembangunan ekonomi raksasa bola yang tersebut berbasis di London, Schroders, berencana menghentikan bisnisnya dalam Indonesia. Hal itu dinyatakan oleh pimpinan Schroders Richard Oldfield oleh sebab itu pihaknya ingin memangkas cabang yang berkinerja buruk sebagai upaya untuk meningkatkan kembali kinerja setelahnya kumpulan pendapatan yang digunakan mengecewakan.

Setidaknya empat perusahaan, salah satunya unit aset manajemen HSBC, Allianz kemudian PT Bank Negara Indonesia (Persaro) Tbk (BBNI) menyatakan ketertarikannya.

Schroders Negara Indonesia mengatur sekitar Rupiah 70 triliun dana kelolaan dengan nyaris dua per tiga terikat di kelas aset saham di lingkungan ekonomi modal.

Eksodus Raksasa Global

Sebelumnya, setidaknya terdapat enam raksasa global yang digunakan mengurangi unit bisnisnya di pangsa modal RI, seluruhnya merupakan broker saham asing. Pertama, PT Citigroup Sekuritas Negara Indonesia (CSI), PT Morgan Stanley Sekuritas Negara Indonesia (asal Amerika Serikat/AS), (PT Merrill Lynch Sekuritas Nusantara (asal AS), PT Deutsche Sekuritas Indonesi (asal Jerman), PT Nomura Sekuritas Nusantara (asal Jepang), kemudian PT Credit Suisse Sekuritas Indonesia.

1. PT Citigroup Sekuritas Indonesi (CSI)

PT Citigroup Sekuritas Nusantara (CSI) bagian dari Citibank Indonesia yang mana akhirnya resmi menghentikan bisnisnya yang telah lama dibangun selama 11 tahun. Penghentian usaha Citigroup Sekuritas ini muncul seiring dengan rute transaksi jual beli perusahaan consumer banking Citi pada Indonesia. Selain Indonesia, Citigroup juga memutuskan untuk pergi dari dari perusahaan consumer banking di belasan negara lainnya, seperti Korea Selatan (Korsel).

CNBC Indonesi mencatat, Rabu (11/10/2021), Bursa Efek Negara Indonesia (BEI) resmi mencabut Surat Persetujuan Anggota Bursa (SPAB) PT Citigroup Sekuritas Indonesia. Dengan pencabutan SPAB tersebut, Citigroup Sekuritas Indonesi bukan lagi menjalankan bidang usaha perdagangan efek pada tanah air.

Hal ini tertuang di pengumuman dengan nomor Peng-00045/BEI.ANG/11-2021 pada 10 November 2021 yang digunakan disampaikan Direktur Pengawasan Transaksi juga Kepatuhan BEI, Kristian Manullang kemudian Direktur Perdagangan kemudian Anggota Bursa BEI, Laksono Widodo.

“Dengan ini diinformasikan bahwa terhitung per tanggal 10 November 2021, Direksi PT Bursa Efek Nusantara (BEI), mencabut Surat Persetujuan Anggota Bursa (SPAB) PT Citigroup Sekuritas Indonesia,” tulis pengumuman tersebut, Rabu (10/11/2021).

Perusahaan sekuritas dengan kode broker CG ini sebelumnya teregistrasi sebagai Anggota Bursa pada 7 Juli 2010 dengan nomor 250.

BEI menyebut, PT Citigroup Sekuritas mengajukan permintaan untuk menghentikan aktivitas perdagangan efek (voluntary suspension).

Berdasarkan data BEI, Citigroup Sekuritas adalah perusahaan sekuritas yang tersebut sahamnya dimiliki 85% oleh Citibank Overseas Investment Corp USA, dan juga 15% dimiliki Gunawan Geniusahardja. Perseroan tidak ada menjalankan kegiatan efek sejak Oktober 2021. Adapun, nilai modal kerja bersih disesuaikan (MKBD) perseroan pada November 2021 mencapai Rupiah 293,36 miliar.

2. Morgan Stanley Sekuritas Indonesia

Morgan Stanley secara resmi telah mengumumkan untuk menghentikan kegiatan perantara perdagangan efek (PPE) atau brokerage (broker saham) ke Indonesia. Dalam keterang yang mana disampaikan oleh manajemen MS, perusahaan ini akan masih memfasilitasi perdagangan efek dalam Indonesi untuk kliennya, dengan bekerjasama dengan broker lokal.

“Morgan Stanley sudah pernah memutuskan untuk menghentikan kegiatan perantara penjual efek pada Indonesia. Kami akan masih memberikan akses ke bursa ekuitas Indonesi untuk klien-klien global kami melalui kerjasama dengan mitra-mitra broker lokal berkelayakan,” tulis pernyataan yang dimaksud untuk CNBC Indonesia.

“Riset Morgan Stanley juga akan disediakan dari Singapura. PT Morgan Stanley Sekuritas Negara Indonesia akan tetap melayani klien-klien bank pembangunan ekonomi kami di Indonesia.”

Bursa Efek Indonesia (BEI) juga telah dilakukan mencabut Surat Persetujuan Anggota Bursa (SPAB) milik PT Morgan Stanley Sekuritas Indonesi atau dulu bernama PT Morgan Stanley Asia Indonesia terhitung 30 Juni 2021.

SPAB milik Morgan Stanley Indonesi bernomor SPAB-250/JATS/BELANG/04-2012, tertanggal 23 April 2012 lalu nomor registrasi 253. Morgan Stanley Indonesi selama ini beroperasi sebagai broker saham kode anggota bursa yakni MS.

BEI menyebutkan hengkangnya broker asing dari Indonesia, seperti yang mana diwujudkan oleh Morgan Stanley disebabkan dikarenakan semakin turunnya pembobotan saham-saham di negara Asean, diantaranya Indonesi di pembobotan Ukuran MSCI.

Direktur Perdagangan lalu Pengaturan Anggota Bursa BEI Laksono Widodo mengutarakan pembobotan saham-saham dalam kawasan ini di MSCI mulai terdesak oleh saham-saham China, yang tersebut juga masih dikategorikan sebagai negara tumbuh pada indeks tersebut.

“Kenapa Morgan Stanley cabut sebaiknya ditanyakan ke mereka itu secara langsung. Tapi kemungkinan besar dengan semakin turunnya weightings Asean (termasuk Indonesia) di MSCI (terdesak China yg masih dianggap emerging countries),” kata Laksono.

3. Merrill Lynch Sekuritas Indonesia

Merrill Lynch resmi menghentikan industri aktivitas perantara tukang jualan efek atau broker pada Indonesia pada 2019.

Menurut catatan CNBC Indonesia, per 11 Juli 2019, perusahaan yang dimaksud memegang izin perantara perdagangan efek (brokerage) ini bukan lagi melakukan aktivitas jual beli saham.

MLSI merupakan perusahaan yang terafiliasi dengan perusahaan keuangan kelas bola BofA Securities atau sebelumnya bernama Bank of America Merrill Lynch. Sebelumnya Merrill Lynch merupakan salah satu investment bank besar yang ada ke bursa Wall Street, Amerika Serikat (AS).

Namun krisis yang dimaksud terbentuk di Negeri Paman Sam pada 2008 menciptakan Merril Lynch goyah lalu harus menerima kenyataan diakuisisi oleh Bank of Amerika (BoA) pada 1 Januari 2009.

Setelah diakuisisi, pada 2011 Bank of America Merrill Lynch mengintegrasikan divisi korporasi serta investment banking. Lalu pada February 2019, Bank of America Merrill Lynch mengumumkan rebranding divisi investment banking merekan menjadi BofA Securities.

Dalam laporan keuangan broker dengan kode ML ini disebutkan, sejak 1 Januari 2019 perusahaan induknya sudah diakuisisi oleh Bank of America Corporation. MLSI melanjutkan usahanya sebagai anak usaha Bank of America.

Di Nusantara MLSI berdiri pada tahun 1994, kemudian mendapatkan persetujuan sebagai penjamin emisi efek kemudian perantara perdagangan efek dari Badan Pengawas Pasar Modal lalu Lembaga Keuangan (Bapepam-LK), sekarang berubah menjadi Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pada 8 Januari 1996.

4. Deutsche Sekuritas Indonesia

Bursa Efek Negara Indonesia (BEI) resmi mencabut Surat Persetujuan Anggota Bursa (SPAB) dari PT Deutsche Sekuritas Negara Indonesia yang tersebut berlaku sejak 17 April 2020.

Deutsche Sekuritas mendapatkan SPAB bernomor 236/JATS/BEJ.ANG/12-2024, tangga 9 Desember 2004 dengan kode perdagangan DB juga nomor registrasi 239.

Pada Juli 2019, Deutsche mengajukan rencana pengunduran diri sebagai salah satu Anggota Bursa (AB). Pengunduran diri ini sejalan dengan langkah restrukturisasi masal yang tersebut dijalankan oleh induk usahanya Deutsche Bank Group.

Dengan selesainya serangkaian ini, maka kursi AB milik Deutsche dikembalikan terhadap bursa lalu memperoleh pengembalian sesuai dengan nilai tukar nominalnya. Adapun kursi AB yang disebutkan mampu dijual atau dilelang terhadap pihak lain atau sekuritas lain yang digunakan ingin menjadi anggota bursa (pemegang saham BEI).

Sebelumnya Deutsche Sekuritas yang dimaksud dipimpin oleh Modestus Reggy Melhen Susanto, mantan jurnalis The DKI Jakarta Post dan juga bekas analis Panin Sekuritas kemudian Macquire Group ini mencatat deretan pemegang saham perusahaan yakni DB International (Asia) Limited 14%, Elisabeth Tanzil 1%, lalu Deutsche Asia Securities Pte Ltd 85%.

Cabutnya sekuritas ini dari Nusantara sejalan dengan langkah restrukturisasi besar-besaran yang dimaksud dikerjakan oleh Deutsche Bank AG. Bank dengan syarat Jerman ini memutuskan untuk menghentikan perusahaan trading saham kemudian memangkas 18.000 karyawannya sampai dengan 2022 nanti.

Hal itu dikerjakan lantaran bank ini terus mengalami kerugian menahun lalu memutuskan untuk merampingkan bisnisnya kemudian cuma berfokus untuk fokus melayani perusahaan di dalam Eropa kemudian pelanggan ritel.

5. PT Nomura Sekuritas Indonesia

Nomura adalah perusahaan efek patungan yang tersebut didirikan pada tanggal 11 Desember 1989. Broker dengan kode FG ini memiliki izin bisnis sebagai penjamin emisi efek (underwriter) juga brokerage.

Sebagaimana diwartakan CNBC Indonesia, pada 19 Juli 2019, Nomura menghurangi aktivitas bisnis, teristimewa perantara perdagangan efek (brokerage) pada Indonesia.

Berdasarkan penelusuran pada website BEI, Nomura Sekuritas Indonesia, seperti ML lalu DB, telah tiada lagi muncul dalam laman Profil Anggota Bursa.

Namun demikian, Nomura akan terus melakukan kegiatan usaha terkait dengan Izin Penjaminan Emisi Efek sebagaimana tertuang di pengumuman.

6. PT Credit Suisse Sekuritas Indonesia

PT Credit Suisse Sekuritas Indonesi mengumumkan pembubaran bisnisnya melalui proses likuidasi setelahnya Bursa Efek Indonesia (BEI) mencabut Surat Persetujuan Anggota Bursa (SPAB) per 8 Desember 2023 lalu

“Diumumkan terhitung per tanggal 8 Desember 2023, BEI mencabut SPAB PT Credit Suisse Sekuritas Indonesia,” tulis manajemen BEI.

Next Article Bikin Pihak yang Berinvestasi Happy, The Fed Diprediksi Bakal Pangkas Suku Bunga Lagi

Artikel ini disadur dari Raksasa Global Ramai-Ramai Hengkang dari Pasar Modal RI, Ada Apa?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *