Pernyataan The Fed terkait Bitcoin dianggap beri dampak besar

Pernyataan The Fed terkait Bitcoin dianggap beri dampak besar

Ibukota – Trader Tokocrypto Fyqieh Fachrur mengutarakan pernyataan Kepala The Fed (Federal Reserve) Jerome Powell mengenai Bitcoin (BTC) dan juga aset kripto lainnya sudah memperburuk situasi lingkungan ekonomi kripto.

“Powell menyatakan bahwa bank sentral Negeri Paman Sam (Amerika Serikat) tak menggalang kepemilikan Bitcoin pada jumlah agregat besar lalu menekankan bahwa inovasi hukum terkait aset kripto merupakan kebijakan Kongres, tidak Federal Reserve,” ucapannya pada informasi resmi, Jakarta, Kamis.

Menurut dia, pernyataan Powell ini menegaskan bank sentral Amerika Serikat takkan terlibat di pembentukan cadangan BTC strategis seperti halnya cadangan emas. Langkah ini dinilai semakin memperlemah narasi bahwa Bitcoin dapat berubah menjadi aset cadangan strategis dalam masa depan.

Setelah keterang yang dimaksud disampaikan oleh Kepala The Fed, harga jual Bitcoin turun lebih besar dari 6,5 persen hingga jatuh di bawah 100 ribu dolar Amerika Serikat dari sebelumnya berada ke level 108 ribu dolar AS.

Beberapa kripto utama seperti BTC, Solana (SOL), Ethereum (ETH), kemudian XRP juga mencatatkan penurunan tajam pada 24 jam terakhir.

“Penurunan ini mencerminkan kegelisahan penanam modal terhadap kebijakan Fed juga prospek perdagangan Bitcoin oleh pemerintah Negeri Paman Sam ke sedang rendahnya permintaan untuk ETF (Exchange-Traded Fund) BTC-spot,” ucap dia.

Penyebab lain pelemahan kripto adalah hasil pertarungan The Fed pada Federal Open Market Committee (FOMC) yang mana menyebabkan dampak besar pada sentimen pasar. Bank sentral Amerika Serikat itu mengumumkan pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis points (bps), menurunkan suku bunga acuan ke kisaran 4,25-4,50 persen, sesuai dengan ekspektasi lingkungan ekonomi sebelumnya.

Saat ini, lingkungan ekonomi kripto disebut berada pada fase volatilitas tinggi, dimana tindakan kebijakan moneter memiliki dampak dengan segera terhadap sentimen investor.

Fyqieh menilai, ada unsur utama yang digunakan mempengaruhi pergerakan nilai tukar Bitcoin pada jangka pendek, yakni aksi ambil untung investor, arus meninggalkan ETF BTC-spot, dan juga efek relasional Natal.

"Jika arus pergi dari ETF BTC-spot meningkat, hal ini dapat menciptakan perasaan khawatir pada kalangan penanam modal retail, sehingga sulit memulihkan harga jual BTC ke level 110 ribu dolar AS. Di samping itu, positifnya ada tren historis menunjukkan adanya peluang ‘reli Sinterklas’ pada minggu mendekati serta sesudah Natal. Namun, reli ini bersifat bukan konsisten dan juga tergantung pada keadaan bursa secara keseluruhan," ungkapnya.

Secara historis, BTC telah lama mengalami reli Sinterklas banyaknya tujuh kali di satu puluh tahun terakhir dengan keuntungan rata-rata 1,32 persen sebelum Natal kemudian 1,29 persen setelahnya Natal.

Selama 10 tahun terakhir, data CoinGecko mencatatkan data Bitcoin sudah mengalami efek reli Sinterklas sebanyak tujuh kali pada seminggu menjauhi Natal serta lima kali di periode hari libur tahunan tersebut. Meskipun prospek reli Sinterklas ada, lanjutnya, penanam modal penting berhati-hati akibat reli ini bukanlah pola yang tersebut konsisten.

"Investor sebaiknya memperhatikan data on-chain, sentimen pasar, lalu kebijakan makroekonomi sebelum menyebabkan keputusan. Bagi investor, ini adalah momen untuk kembali ke pangsa dengan peluang masuk ke nilai yang tersebut lebih lanjut rendah, sebelum melonjak tambahan tinggi. Namun, tetap waspada lalu mempertimbangkan strategi pembangunan ekonomi yang tersebut matang. Analisis yang digunakan cermat terhadap tren makroekonomi serta data pangsa akan berubah menjadi kunci untuk memanfaatkan potensi ke sedang volatilitas pangsa kripto,” kata Fyqieh.

Artikel ini disadur dari Pernyataan The Fed terkait Bitcoin dianggap beri dampak besar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *