DKI Jakarta – PT Bank Mandiri (Persero) Tbk membukukan kenaikan pendapatan bunga bersih secara konsolidasi sebesar 3,75 persen year-on-year (yoy) berubah jadi Rp49,1 triliun per semester I 2024.
“Ini didukung oleh pendapatan bunga yang dimaksud bertambah fit sebesar 12,5 persen secara year-on-year menjadi Rp72,22 triliun,” kata Direktur Keuangan juga Strategi Bank Mandiri Sigit Prastowo di dalam Jakarta, Rabu sore.
Sementara itu, ia menuturkan bahwa beban bunga mencapai Rp23,14 triliun atau meningkat 37,1 persen yoy.
Meskipun begitu, perseroan masih dapat melindungi margin bunga bersih atau Net Interest Margin (NIM) dalam level 5,09 persen, atau meningkat 2 basis poin secara quarter-on-quarter (qoq).
“Hal ini tentunya baik serta menunjukkan kemampuan perseroan untuk bertambah dengan optimal ke sedang keadaan persaingan dana pihak ketiga yang dimaksud masih cukup ketat juga menggalakkan peningkatan beban bunga ke sektor perbankan,” ujar Sigit.
Tidak hanya sekali pendapatan bunga, pihaknya mencatat bahwa pendapatan nonbunga juga meningkat sebesar 5,74 persen yoy menjadi Rp19,41 triliun, yang dimaksud sebagian besar ditopang oleh peningkatan pendapatan yang mana bersifat recurring dari kegiatan keuangan program Livin’ by Mandiri.
Selain itu, ia memaparkan bahwa pendapatan operasional sebelum provisi juga meningkat 3,47 persen berubah menjadi Rp43,5 triliun.
Kemampuan positif yang dimaksud pun berdampak pada peningkatan laba bersih perseroan secara konsolidasi yang tersebut naik 5,23 persen yoy berubah menjadi Rp26,55 triliun pada semester I 2024.
Sigit menuturkan bahwa kinerja anak perusahaan berkontribusi terhadap kenaikan laba bersih tersebut. Total laba bersih seluruh entitas anak perseroan mencapai Rp5,7 triliun, atau naik 10 persen yoy.
Selain laba bersih, ia menyatakan bahwa kinerja positif yang dimaksud juga menggalang peningkatan total aset perseroan secara konsolidasian, yang dimaksud meningkat sebesar 14,96 persen yoy berubah menjadi Rp2.258 triliun.
“Di samping itu, total aset perusahaan anak juga menunjukkan pertumbuhan yang tersebut sehat, yakni sebesar 13,6 persen secara year-on-year (menjadi Rp526,75 triliun),” katanya.
Terkait kualitas aset perseroan, Sigit memaparkan bahwa pada kuartal II 2024, rasio risiko kredit (loan at risk/LAR) secara bank only menunjukkan perbaikan dengan penurunan sebesar 2,64 basis poin secara year-on-year berubah menjadi 7,82 persen.
Sedangkan rasio kredit macet (non-performing loan/NPL) secara bank only juga turun sebesar 52 basis poin secara year-on-year berubah menjadi 1 ,01 persen, dengan tingkat pencadangan terhadap NPL (NPL coverage) yang dimaksud kuat, yakni sebesar 332 persen per Juni 2024.
“Rasio cost of credit atau COC dari bank only juga memperlihatkan perbaikan. Pada kuartal II 2024, COC dari bank only berhasil turun 12 basis poin secara year-on-year bermetamorfosis menjadi 0,86 persen,” imbuhnya.
Artikel ini disadur dari Pendapatan bunga bersih Bank Mandiri Rp49,1 triliun per semester I