Ibukota – Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuabi menyatakan pelemahan nilai tukar (kurs) rupiah dipicu risiko global yang digunakan meningkat, khususnya dari kemungkinan terjadinya peperangan dagang 2.0 antara Amerika Serikat (AS) juga China.
"Ada risiko global yang tersebut meningkat teristimewa dari kemungkinan terjadinya trade war 2.0 serta high-for-longer rate suku bunga The Fed (Federal Reserve), akan menyebabkan naiknya risk-off sentiment, melebarkan current account deficit atau defisit operasi berjalan, kemudian menyebabkan capital outflow, yang berujung pada pelemahan nilai tukar rupiah. Hal ini akan memicu terjadinya imported inflation," ungkapnya di pernyataan tertoreh di dalam Jakarta, Rabu.
Karena itu, Rapat Dewan Pemuka (RDG) Bank Tanah Air (BI) memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuan 25 basis points (bps) bermetamorfosis menjadi 5,75 persen, suku bunga deposit facility berubah jadi 5,00 persen, kemudian suku bunga lending facility menjadi 6,50 persen.
Keputusan ini disebut konsisten dengan arah kebijakan moneter untuk menegaskan pemuaian terus terkendali pada sasaran 2,5 plus minus 1 persen pada 2025, juga guna memperkuat pertumbuhan ekonomi yang dimaksud berkelanjutan.
Selain itu, Badan Pusat Statistik mencatatkan data neraca perdagangan Tanah Air surplus 2,24 miliar dolar Amerika Serikat (AS) pada Desember 2024. Surplus pada Desember sejalan dengan proyeksi ekspor pada Desember masih akan berkembang sebesar 7,6 persen year on year (yoy), sementara impor bertambah tambahan besar mencapai 10,4 persen
Realisasi yang dimaksud melanjutkan tren surplus neraca dagang Indonesi di 56 bulan terakhir sejak Mei 2020. Kendati demikian, realisasi yang disebutkan turun 2,1 miliar dolar Amerika Serikat dibandingkan bulan lalu.
Melihat situasi global, Fedwatch melaporkan bahwa pangsa mengantisipasi kemungkinan Federal Reserve yang tersebut hanya sekali menurunkan satu kali suku bunga pada tahun ini, berubah dari ekspektasi sebelumnya banyaknya empat kali pada pertandingan The Fed ke bulan Desember 2024.
Selain itu, ancaman kebijakan tarif dari Presiden Amerika Serikat terpilih Donald Trump juga telah terjadi mengangkat imbal hasil Treasury juga menyokong penguatan dolar AS.
Pasar juga masih menunggu data naiknya harga konsumen Negeri Paman Sam yang tersebut akan dirilis waktu malam ini. Inflasi utama Amerika Serikat diperkirakan akan naik 0,3 persen month to month (MoM) juga meningkat dari 2,7 persen berubah menjadi 2,8 persen yoy.
“Para pedagang dengan hati-hati mengantisipasi laporan indeks biaya konsumen Negeri Paman Sam pada hari Rabu (15/1/2025) juga juga telah terjadi mencermati data kegiatan ekonomi dengan saksama untuk mengamati apakah data yang disebutkan memperkuat sikap hati-hati The Fed terhadap suku bunga,” kata Ibrahim.
Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Negeri Paman Sam yang mana ditransaksikan antarbank pada Ibukota Indonesia pada penutupan perdagangan hari ini melemah 56 poin atau 0,34 persen berubah jadi Rp16.326 per dolar Negeri Paman Sam dari sebelumnya sebesar Rp16.270 per dolar AS.
Kurs Ibukota Indonesia Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Tanah Air pada Rabu turut melemah ke level Rp16.311 per dolar Amerika Serikat dari sebelumnya sebesar Rp16.265 per dolar AS.
Artikel ini disadur dari Pelemahan nilai tukar rupiah dipicu potensi perang dagang AS-China