Berita  

Pelaku Pasar Was-Was Kebijakan The Fed, Harga MInyak Turun

Pelaku Pasar Was-Was Kebijakan The Fed, Harga MInyak Turun

Jakarta – Harga minyak mentah melemah tipis dari level tertinggi pada beberapa minggu terakhir. Hal ini seiring pemodal yang dimaksud menanti pertandingan Federal Reserve minggu ini untuk petunjuk tentang kemungkinan pemotongan suku bunga lebih banyak lanjut.

Namun, penurunan biaya terbatas akibat kegelisahan gangguan pasokan jikalau terjadi sanksi tambahan dari Negeri Paman Sam terhadap pemasok utama seperti Rusia dan juga Iran.

Berdasarkan data Refinitiv pada Selasa (17/12/2024) pukul 10.00 Waktu Indonesia Barat nilai minyak mentah globus jenis Brent tercatat US$73,89 per barel, turun 0,03% dari sikap sebelumnya. Sementara minyak mentah acuan West Texas Intermediate (WTI) turut melemah 0,1% menjadi US$70,64 per barel.

Harga minyak didukung oleh sanksi baru Uni Eropa terhadap minyak Rusia minggu kemudian dan juga ekspektasi sanksi yang dimaksud lebih tinggi ketat terhadap pasokan minyak Iran, menurut Tony Sycamore, analis lingkungan ekonomi di IG, di sebuah catatan.

Menteri Keuangan AS, Janet Yellen, memaparkan untuk Perusahaan Berita Reuters pada hari hari terakhir pekan bahwa Amerika Serikat sedang mempertimbangkan sanksi lebih tinggi lanjut terhadap armada kapal tanker “gelap” lalu tidak ada menghentikan kemungkinan sanksi terhadap bank-bank China.

Langkah ini bertujuan untuk mengempiskan pendapatan minyak Rusia dan juga akses negara yang disebutkan ke pasokan luar negeri yang dimaksud digunakan untuk mendanai konflik di dalam Ukraina.

Sanksi baru Amerika Serikat terhadap entitas yang memperdagangkan minyak Iran sudah meningkatkan nilai tukar minyak mentah yang dijual ke China ke level tertinggi di beberapa tahun terakhir. Administrasi Trump yang digunakan akan datang diperkirakan akan meningkatkan tekanan terhadap Iran.

Harga minyak juga didukung oleh pemotongan suku bunga bank sentral utama di Kanada, Eropa, serta Swiss minggu lalu, juga ekspektasi bahwa The Fed akan memangkas suku bunga minggu ini, kata Sycamore.

The Fed diperkirakan akan memangkas suku bunga sebesar seperempat poin persentase di perjumpaan 17-18 Desember, yang tersebut juga akan memberikan pandangan terbaru mengenai seberapa sangat jauh pejabat Fed memperkirakan pemotongan suku bunga akan berlanjut pada 2025 dan juga mungkin saja hingga 2026.

Suku bunga yang digunakan lebih lanjut rendah dapat mengupayakan pertumbuhan perekonomian lalu meningkatkan permintaan minyak.

CNBC INDONESIA RESEARCH

Next Article Pemangkasan Suku Bunga Makin Dekat, Harga Minyak Melonjak

Artikel ini disadur dari Pelaku Pasar Was-Was Kebijakan The Fed, Harga MInyak Turun

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *