Berita  

Pasar Monitor BI Rate Turun, Rupiah Masih Kemungkinan Melemah!

Pasar Monitor BI Rate Turun, Rupiah Masih Kemungkinan Melemah!

Jakarta – Rupiah terpantau melemah di hadapan dolar Amerika Serikat (AS) akibat tekanan indeks dolar Negeri Paman Sam (DXY) yang kuat, sementara Bank Negara Indonesia (BI) mengambil langkah berani menurunkan suku bunga acuan. 

Pasca Pengurus Bank Negara Indonesia Perry Warjiyo mengumumkan pemangkasan BI Rate, rupiah ditutup melemah 0,34% di bilangan Rp16.315/US$ pada perdagangan kemarin, Rabu (15/1/2025). Hal ini berbanding terbalik dengan kedudukan kemarin (14/1/2025) yang digunakan menguat 0,06%, berdasarkan catatan Refinitiv.

BI secara mengejutkan memangkas suku bunga acuannya pada penghadapan di dalam awal 2025.

BI menurunkan suku bunga acuannya (BI-Rate) sebesar 25 basis poin (bps) berubah menjadi 5,75% pada hari ini. Hal ini adalah penurunan suku bunga pertama di tahun ini. Sebelumnya, BI memangkas suku bunga sebesar 25 bps pada September tahun lalu.

Gubernur BI Perry Warjiyo menegaskan di mana BI menurunkan BI Rate, ini sesuai dengan stance atau pandangan bank sentral ‘prostability and progrowth’. Ini adalah pun sejalan dengan masih terbukanya ruang penurunan suku bunga. Melihat dari momentumnya, BI mengkaji langkah ini sudah ada sesuai dengan dinamika yang dimaksud ada.

“Nah, waktunya tentu saja, sesuai dinamika yang terjadi di global juga internasional, Dan itu terus kamiterus ulang-ulang dari bulan ke bulan,” kata Perry, di paparan hasil RDG BI, Rabu (15/1/2025).

Perry pun memaparkan dinamika yang dimaksud dipantau BI mencakup dinamika global juga di negeri. BI, katanya, telah memperhatikan arah kejelasan kebijakan yang tersebut teristimewa ditempuh pemerintah Negeri Paman Sam serta Fed Fund Rate (FFR).

BI mencermati bahwa naiknya harga pada negeri cukup rendah juga akan tetap rendah ke depannya. Dengan pemuaian rendah, maka ruang penurunan suku bunga terbuka ke depannya.

Selain itu, BI yakin nilai tukar rupiah ketika ini masih stabil dan juga sejalan dengan nilai fundamentalnya.

BI mengawasi ada kecenderungan perkembangan perekonomian tambahan rendah pada tahun ini. Pelemahan ini sudah muncul sejak kuartal IV-2024 yang diperkirakan akan lebih tinggi rendah dari perkiraan.

Ekonom Bank Danamon Hosianna Evalita Situmorang memperkirakan, dengan pertimbangan dinamika suku bunga tersebut, khusus kuartal I-2025 kurs rupiah mungkin tertekan pada level menghadapi Simbol Rupiah 16.300/US$. Di dorong kemungkinan terus menguatnya dolar Amerika Serikat oleh sebab itu data-data sektor ekonomi Amerika Serikat terus menunjukan penguatan.

“Dengan Rupiah yang mana berkemungkinan melakukan aksi ke kisaran 16.300 pada Q1-2025, mengikuti tren mata uang Asia lainnya seperti Baht Thailand, Peso Filipina, lalu Rupee India, tekanan depresiasi diperkirakan akan terus berlanjut,” tegasnya terhadap CNBC Indonesia, dikutipkan Kamis (16/1/2025).

Meski begitu, ia meyakini, pelemahan kurs ke depan ini masih akan terkendali bagi BI, sebab adanya instrumen operasi moneter BI, yakni Sekuritas Rupiah Bank Indonesi (SRBI) yang mana menawan bagi pemodal asing, sehingga pasokan dolar Negeri Paman Sam juga masih akan terjaga ke pada negeri.

“Bank Tanah Air dapat mempertahankan penerbitan SRBI untuk menyokong Rupiah. Penerbitan obligasi bruto diproyeksikan meningkat bermetamorfosis menjadi Rp1.442 triliun, dengan porsi yang signifikan lantaran obligasi yang jatuh tempo,” tutur Hosianna.

Teknikal Rupiah 

Secara teknikal, pergerakan rupiah pada bertarung dengan dolar Amerika Serikat masih melemah pasca menembus resistance Rp16.300/US$, sekarang resistance baru yang tersebut peluang diuji atau area pelemahan terdekat bisa saja ke sikap Rp16.470/US$ yang digunakan didapatkan dari high candle 24 Juni 2024. 

Sementara untuk support atau tempat penguatan terdekat apabila ada pembalikan arah di dalam Rp16.175/US$ yang mana ditarik dari garis rata-rata selama 20 hari atau Moving Average/MA 20 daily, 

Pergerakan rupiah bertarung dengan dolar ASFoto: Tradingview
Pergerakan rupiah menghadapi dolar AS

CNBC INDONESIA RESEARCH 

Next Article Habis Menguat Tajam, Rupiah Siap Menanti Prospek Suku Bunga

Artikel ini disadur dari Pasar Monitor BI Rate Turun, Rupiah Masih Potensi Melemah!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *