Jakarta – Menteri Koordinator Sektor Perekonomian RI Airlangga Hartarto menyatakan bahwa berjumlah 10 jt pendatang dari segmen kelas menghadapi atau tier 1, ketika ini memiliki daya beli yang mana besar, namun tambahan memilih belanja ke luar negeri. Menurut Airlangga, ini adalah salah satu tantangan ekonomi yang melanda Indonesia.
“Persoalan kita cuma satu, yaitu tier 1, sekitar 10 jt pendatang yang belanjanya tidaklah di Indonesia. Padahal, daya beli merekan sangat besar,” kata Airlangga ke BNI Pemodal Daily Round Table di dalam Jakarta, Rabu (15/1/2025).
Ia memandang segmen tier 1 itu lebih besar sensitif terhadap ketersediaan item juga layanan pada bursa domestik. Padahal, kalangan menghadapi ini memiliki prospek sektor ekonomi yang mana dapat dioptimalkan serta dapat secara signifikan menyokong konsumsi nasional.
“Mereka adalah kelompok yang digunakan sebenarnya mampu meningkatkan kekuatan kegiatan ekonomi domestik, tetapi tambahan berbagai belanja pada luar negeri. Ini adalah tantangan yang tersebut harus kita jawab,” ujar Airlangga.
Pada kesempatan yang mana sama, Airlangga memaparkan ekonomi Indonesia kekal menunjukkan daya tahan dengan perkembangan 4,95% secara tahunan (yoy) pada triwulan III-2024. Airlangga mengutarakan hitungan itu tambahan lebih tinggi dari Thailand dan juga Korea Selatan.
Sementara itu, beberapa indikator sektor riil seperti PMI Proses Produksi berada pada sikap ekspansif 51,2. Ini adalah ditopang oleh permintaan domestik yang digunakan kuat, optimisme konsumen, juga pertumbuhan positif Angka Penjualan Riil.
“Dengan neraca perdagangan yang mana masih positif lalu indikator perekonomian lainnya yang relatif stabil, kita dapat menyimpan kesempatan perkembangan walaupun dinamika global memberikan tantangan,” katanya.
Meskipun begitu, Airlangga mengakui bahwa Indonesi tidak ada terbebas dari tantangan dunia usaha global.
“Tentu, kita tidak ada kebal terhadap tantangan ke depan. Namun, dengan situasi yang dimaksud ada sekarang, pemerintah berhati-hati, dan juga oleh dikarenakan itu beragam kebijakan dikerjakan untuk meningkatkan daya tahan perekonomian dan juga mempertahankan stabilitas nilai tukar,” ujar Airlangga.
Next Article Kredit Moncer, OJK Bantah Isi Kantong Warga Kelas Menengah RI Seret
Artikel ini disadur dari Orang Kaya RI Ada 10 Juta Tapi Doyan ‘Buang’ Uang di Luar Negeri