Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menegaskan bahwa PT Bank Nationalnobu Tbk. (NOBU) masih melanjutkan mergernya dengan PT Bank MNC International Tbk. (BABP), meskipun bank milik Grup Lippo itu akan memiliki pemegang saham mayoritas baru dari raksasa Korea Selatan.
Kepala Eksekutif Pengawas Sektor Keuangan OJK Dian Ediana Rae memaparkan bahwa pihaknya menggalang rencana Hanwha melalui Hanwha Life mengakuisisi 40% saham NOBU, jikalau berdampak positif bagi kinerja bank itu. Namun, otoritas akan datang kekal mengamati bagaimana kelayakan perusahaan asuransi dengan syarat Korea Selatan itu.
“Pada prinsipnya OJK akan menggalang masuknya penanam modal strategis baru apabila hal yang dimaksud akan berdampak positif bagi kinerja Bank, dengan tetap memperhatikan hasil evaluasi terhadap kelayakan juga kemampuan dari pihak yang mana akan melakukan pengambilalihan untuk melakukan pengembangan perusahaan Bank kedepan,” kata Dian pada waktu dihubungi CNBC Indonesi belakangan ini, disitir Mulai Pekan (3/2/2025).
Ia melanjutkan, komitmen merger antara MNC Bank serta Nobu Bank sampai pada waktu ini masih berlanjut serta tiada batal dikarenakan diakusisinya Nobu oleh Hanhwa. Dian menekankan bahwa serangkaian konsolidasi kedua bank milik dua konglomerat kakap RI itu tidak ada mampu dijalankan secara tergesa-gesa.
“Komitmen kedua belah pihak untuk terus melanjutkan serangkaian merger juga telah terjadi ditunjukkan dengan kepemilikan saham silang antara Grup Lippo/Nobu lalu Grup MNC pada kedua bank,” tandasnya.
Dian menambahkan bahwa OJK akan terus memantau perkembangan selanjutnya paska perolehan Hanhwa terhadap Bank Nobu.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Nobu Bank mengumumkan pengambilalihan saham mayoritas oleh konglomerasi selama Korea Selatan, Hanwha, Hari Jumat (31/1/2025). Mengutip laporan yang dimaksud dipublikasikan di media massa, Hanwha melalui Hanwha Life Insurance akan mengakuisisi 40% saham NOBU atau sejumlah 2,9 miliar unit.
Sebagaimana diketahui, Nobu Bank merupakan perusahaan yang bergerak pada bidang jasa keuangan milik Grup Lippo. Keluarga Riady, pemilik Lippo, mengendalikan NOBU melalui PT Putera Mulia Nusantara (23,97%), PT Star Pacific Tbk (13,45%), PT Prima Cakrawala Sentosa (10,66%), PT Matahari Department Store Tbk (9,73%). Setelah aksi korporasi berlangsung, kepemilikan keluarga Riady di NOBU akan terkikis menjadi 29,88%.
Adapun alasan Hanwha Life mengakusisi NOBU lantaran optimistis terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia, didukung oleh peningkatan konsumsi domestik juga penyelesaian berubah-ubah proyek-proyek infrastruktur sebagai landasan aktivitas investasi.
Dijelaskan pada pengumuman untuk umum bahwa Hanwha Life Insurance berencana untuk miliki saham NOBU untuk tujuan penanaman modal jangka panjang guna mengintegrasikan kemampuan digital Hanwha Life Insurance pada bidang keuangan ke pada operasi Nobu Bank
Dalam pengumuman masyarakat tersebut, tidak ada disebutkan rencana merger dengan MNC Bank milik Hary Tanoesoedibjo. Padahal rencana perkawinan dua bank konglomerat ini sudah ada terdengar santer sejak 2023.
Aksi terakhir yang tersebut melibatkan keduanya adalah tukar guling saham NOBU lalu BABP. Berdasarkan data KSEI per 8 Mei 2024, sebanyak-banyaknya entitas bisnis Grup MNC, PT MNC Land Tbk. (KPIG) tercatat melepas berjumlah 4,44 miliar saham BABP atau sebesar 6,82%. Saham yang digunakan dilepas itu berpindah ke entitas usaha Grup Lippo, PT Prima Cakrawala Sentosa, menjadi kepemilikan saham BABP perdananya.
Sementara itu, Prima Cakrawala Sentosa melepas 747,84 jt NOBU atau sebesar 10%. Saham yang digunakan dilepas itu berpindah ke KPIG.
Next Article OJK Buka Prospek ‘Kawin Paksa’ Bank MNC NOBU, Ini adalah Deadlinenya
Artikel ini disadur dari OJK Tegaskan Merger NOBU dan MNC Bank Tetap Lanjut