Tahun lalu, total pemimpin perempuan baru mencapai 15 persen, juga tahun ini naik bermetamorfosis menjadi 19 persen. Ini adalah sejalan dengan komposisi gender yang dimaksud semakin meningkat persentase perempuannya. Seperti halnya ke PCS7 yang tersebut 58 persen lebih banyak adalah perempuan
Jakarta –
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus berupaya untuk menyeimbangkan kepemimpinan perempuan ke pada organisasi (gender equality), lalu diharapkan pada 2027 dapat tercapai setidaknya 30 persen pemimpin OJK adalah perempuan.
“Tahun lalu, total pemimpin perempuan baru mencapai 15 persen, serta tahun ini naik bermetamorfosis menjadi 19 persen. Hal ini sejalan dengan komposisi gender yang dimaksud semakin meningkat persentase perempuannya. Seperti halnya di PCS7 yang tersebut 58 persen lebih tinggi adalah perempuan,” kata Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar dalam Jakarta, Selasa.
OJK berikrar terus mengembangkan kualitas pegawai OJK untuk setiap saat bersiap menghadapi tantangan sektor keuangan yang dimaksud semakin besar ke masa depan sebagaimana diamanatkan di Undang-Undang Nomor 4 tahun 2023 tentang Penguraian dan juga Penguasaan Industri Keuangan (UU P2SK).
OJK juga terus menguatkan organisasi di rangka menyokong pelaksanaan tugas serta fungsi OJK sesuai amanat Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2023 tentang Pengembangunan dan juga Menguatkan Bidang Keuangan dan juga menghadapi tantangan perkembangan dalam sektor jasa keuangan.
Hal yang dimaksud diwujudkan OJK melalui Inisiatif Pendidikan Calon Staf (PCS), lalu ketika ini OJK sedang mengadakan PCS Angkatan 7.
"Kami mengutamakan kualitas dibandingkan kuantitas. Bukti nyatanya adalah sebenarnya kami mengharapkan total dari partisipan PCS Angkatan 7 (PCS7) ini adalah 300 orang, namun yang tersebut benar-benar diterima adalah yang digunakan sesungguhnya sesuai kriteria, parameter lalu ketentuan yang dimaksud ditetapkan,” ujarnya.
Sebelumnya, pada Maret 2024 OJK membuka rekrutmen untuk PCS7 yang digunakan dihadiri oleh lebih tinggi dari 52.000 kontestan yang digunakan mendaftar, kemudian berdasarkan hasil seleksi telah terjadi ditetapkan 261 kontestan yang tersebut lolos juga berhasil mengikuti inisiatif PCS7. Proyek PCS OJK sudah dilaksanakan sejak 2013 juga telah lama dihadiri oleh oleh 2.014 peserta.
Sejak 2022 OJK telah dilakukan melaksanakan acara perubahan fundamental organisasi yang dimaksud masif lalu menyeluruh satu di antaranya penyesuaian bangunan organisasi, pola kerja juga pemenuhan infrastruktur kerja.
"Komposisi pegawai OJK ketika ini berjumlah 76,8 persen atau hampir 80 persen adalah generasi milenial dan juga zilenial. OJK tentu harus bermetamorfosis menjadi institusi pilihan utama pada lingkungan ekonomi kerja serta terus kompetitif terhadap institusi lainnya lalu pembaharuan tadi adalah prasyarat untuk itu,” tuturnya.
Program PCS7 berlangsung selama sembilan bulan dengan menggunakan tiga metode pembelajaran yaitu educational learning melalui institusi belajar klasikal, exposure learning melalui penyelenggaraan On The Job Training (OJT), kemudian experiental learning melalui orientasi kerja di dalam Satuan Kerja spesifik.
Dengan demikian, diharapkan setelahnya menyelesaikan inisiatif PCS7, kontestan mempunyai kemampuan untuk terampil dan juga kompeten pada melakukan tugas (skillful); berperilaku baik, menjunjung tinggi etika, taat terhadap tata tertib juga disiplin pegawai (well-behaved); miliki integritas pada melaksanakan tugas serta menjunjung tinggi kejujuran (integrity); mampu beradaptasi dengan cepat terhadap lingkungan kerja di dalam manapun ditugaskan (flexible); tangguh di menghadapi permasalahan juga situasi kerja, berpikir positif, solutif, juga miliki mental kuat (tough).
Artikel ini disadur dari OJK targetkan 30 persen pemimpin OJK adalah perempuan pada 2027