OJK sebut target pertumbuhan kredit bank 9-11 persen masih realistis

OJK sebut target pertumbuhan kredit bank 9-11 persen masih realistis

Ibukota – Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Keuangan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Dian Ediana Rae menyampaikan bahwa target pertumbuhan kredit perbankan yang tersebut ditetapkan OJK pada kisaran 9 persen hingga 11 persen pada tahun ini masih realistis.

“Tahun 2025 itu dapat dikatakan kita pada situasi yang tersebut optimis atau mungkin saja tambahan tepatnya cautiously optimistic. Sehingga memang benar kalau lihat pertumbuhan kredit misalnya, telah raise (targetnya) ke antara 9-11 persen. berarti target pertumbuhannya masih diharapkan double digit,” kata Dian di dalam Jakarta, diambil Rabu.

Sebagai informasi, penyaluran kredit perbankan per Desember 2024 mencapai Rp7.827 triliun, tumbuh10,39 persen year on year (yoy) dari sebelumnya 10,79 persen yoy pada November 2024.

Mempertimbangkan proyeksi peningkatan sektor ekonomi Tanah Air yang masih akan cukup baik, Dian berharap bahwa keadaan bursa domestik ini dapat dimanfaatkan oleh perbankan secara maksimal.

Dengan ekspektasi banyaknya pemodal domestik maupun asing yang masuk ke Indonesia, maka diharapkan terbentuk ekspansi dari sisi peningkatan permintaan kredit.

Dian memandang, prospek usaha domestik bagi perbankan masih terbuka dengan luas. Apalagi ditambah dengan adanya program-program prioritas pemerintah seperti pengadaan perumahan, hilirisasi, hingga peningkatan UMKM dan juga makan bergizi gratis (MBG) yang tersebut dapat bermetamorfosis menjadi potensi bagi perbankan untuk menumbuhkan bisnisnya.

“Kalau ini (partisipasi perbankan pada kegiatan pemerintah) dijalankan secara market mechanism dan juga secara prudential regulation, justru ini akan menggalakkan pertumbuhan perbankan kita juga dengan signifikan,” kata dia.

Meski begitu, keberhasilan untuk menangkap prospek itu bergantung pada tingkat risiko yang tersebut dimiliki oleh setiap-tiap bank. Di berada dalam keadaan ketidakpastian global, prinsip kehati-hatian bank juga harus untuk terus ditingkatkan.

“Penerapan prinsip kehati-hatian ini akan berubah menjadi kunci di menghadapi ketidakpastian,” ujar Dian.

Dari sisi global, pemangkasan suku bunga Amerika Serikat atau Fed Fund Rate (FFR) diperkirakan bermetamorfosis menjadi kurang agresif. Dengan keadaan ini, Dian mengantisipasi rezim tingkat suku bunga tinggi yang digunakan masih akan membayangi sehingga bermetamorfosis menjadi tantangan tersendiri yang digunakan harus dihadapi perbankan.

Namun, ia menambahkan bahwa masih ada harapan terhadap penurunan suku bunga kebijakan domestik yang nantinya diharapkan mampu berdampak pada penurunan biaya dana atau cost of fund.

Terkait dengan penghimpunan dana masyarakat, OJK memperkirakan dana pihak ketiga (DPK) lapangan usaha perbankan meningkat pada kisaran 6 persen hingga 8 persen pada tahun ini.

Adapun DPK perbankan per Desember 2024 tercatat bertambah sebesar 4,48 persen yoy berubah menjadi Rp8.837,2 triliun. Sebelumnya pada November 2024, DPK bertambah 7,54 persen yoy.

“Kalau kita lihat prediksi akan muncul peningkatan DPK, ini juga cukup optimistik. Kalau ketersediaan likuiditas terjaga, lalu ini tentu semata penyaluran kredit akan berjalan dengan lebih lanjut baik,” kata Dian.

Artikel ini disadur dari OJK sebut target pertumbuhan kredit bank 9-11 persen masih realistis

Exit mobile version