OJK: Potensial EBA-SP masih besar untuk membantu pendanaan 3 jt rumah

OJK: Mempunyai Peluang EBA-SP masih besar untuk membantu pendanaan 3 jt rumah

Ibukota Indonesia – Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar memandang, kemungkinan untuk mengoptimalkan skema Efek Beragun Aset Surat Partisipasi (EBA-SP) masih sangat besar untuk meningkatkan dukungan likuiditas lalu pendanaan bagi acara tiga jt rumah.

Ia mengatakan, langkah-langkah untuk meningkatkan dukungan likuiditas bagi pembiayaan inisiatif tiga jt rumah sangat penting untuk mempertahankan keberhasilan program. Oleh sebab itu, OJK sama-sama stakeholder terkait akan terus menguatkan kemudian merumuskan penyempurnaan skema EBA-SP pada pangsa modal.

“Kami akan mengoptimalkan skema EBA-SP pada pangsa modal. Karena memang sebenarnya di pelaksanaannya akan tambahan memadai lagi apabila dukungan dari pendanaan kemudian pangsa modal dapat dilaksanakan secara optimal. Dengan begitu, jumlah total pembiayaan, pendanaan, maupun juga likuiditas akan tambahan besar lagi untuk inisiatif yang penting ini,” kata Mahendra di konferensi pers secara daring pada Jakarta, Selasa.

Pada kesempatan yang digunakan sama, Kepala Eksekutif Pengawas Bank OJK Dian Ediana Rae menjelaskan bahwa EBA-SP merupakan surat berharga yang digunakan terdiri dari sekumpulan kredit kepemilikan rumah (KPR) yang mana diterbitkan melalui rute sekuritisasi, sehingga berubah jadi instrumen pembangunan ekonomi pendapatan terus yang digunakan dapat ditransaksikan di bursa sekunder.

“EBA-SP ini merupakan instrumen yang dimaksud dapat melengkapi sumber pendanaan juga menjamin stabilitas likuiditas bank,” kata dia.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesi (BEI) per 13 Januari 2025, Dian menyebutkan bahwa terdapat sembilan EBA-SP yang mana diperdagangkan dengan total nilai sebesar Rp2,21 triliun.

Meski begitu, Dian memaparkan bahwa tak melakukan penutupan kemungkinan upaya lainnya untuk memperkuat sumber pendanaan inisiatif tiga jt rumah yang mana akan dikoordinasikan terlebih dahulu pada Komite Kelancaran Sistem Keuangan (KSSK).

“Kita tentu harus berbicara dengan Bank Indonesia juga juga harus berbicara dengan Kementerian Keuangan, oleh sebab itu ada kebijakan moneter serta kebijakan fiskal yang dimaksud akan terkait dengan isu-isu ini,” ujar dia.

Mengenai situasi likuiditas perbankan secara umum, Dian menyebutkan bahwa likuiditas bidang perbankan masih sangat ample yang tecermin dari kedudukan November 2024 dengan rasio Alat Likuid/Non-Core Deposit (AL/NCD) juga Alat Likuid/Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) setiap-tiap sebesar 112,94 persen serta 25,57 persen.

Adapun Loan to Deposit Ratio (LDR) per November 2024 berada ke tempat sebesar 87,34 persen. Hal ini dinilai masih memadai pada mengantisipasi peningkatan penyaluran kredit untuk menyokong inisiatif tiga jt rumah.

“Bank senantiasa diminta untuk tetap memenuhi manajemen risiko tentu sekadar di aktivitas operasional perkreditan sewaktu berpartisipasi pada inisiatif pemerintah dimaksud, sehingga keadaan likuiditas bank kekal juga terjaga,” kata Dian.

Artikel ini disadur dari OJK: Potensi EBA-SP masih besar untuk dukung pendanaan 3 juta rumah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *