Ibukota – Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro, juga Lembaga Jasa Keuangan Lainnya (PVML) OJK, Agusman menuturkan bahwa piutang pembiayaan perusahaan pembiayaan meningkat pada Desember 2024 ditopang oleh pembiayaan investasi.
“Di sektor PVML, piutang pembiayaan perusahaan pembiayaan berkembang sebesar 6,92 persen yoy (year on year) pada Desember 2024 bermetamorfosis menjadi Rp503,43 triliun, didukung pembiayaan penanaman modal yang mana meningkat sebesar 10,47 persen yoy,” ucap Agusman pada Jakarta, Selasa (11/2).
Namun, ia menyatakan bahwa peningkatan piutang pembiayaan perusahaan pembiayaan pada Desember 2024 lebih banyak rendah dibandingkan perkembangan pada bulan sebelumnya yang digunakan mencapai 7,27 persen yoy.
Ia mengutarakan bahwa perkembangan pembiayaan perusahaan pembiayaan pada Desember 2024 didukung oleh outstanding (piutang) pembiayaan sektor pinjaman daring (pindar) atau fintech peer to peer (P2P) lending (fintech lending) yang dimaksud meningkat 29,14 persen yoy berubah menjadi Rp77,02 triliun.
Tingkat pertumbuhan yang disebutkan lebih tinggi membesar dibandingkan pada November 2024 yakni sebesar 27.32 persen yoy. Level risiko kredit macet secara agregat (TWP90) pun pada kondisi terjaga stabil pada level 2,60 persen.
Agusman mengutarakan bahwa pertumbuhan pembiayaan perusahaan pembiayaan juga didukung oleh perkembangan pembiayaan layanan Buy Now Pay Later (BNPL) atau paylater.
Ia menyatakan bahwa berdasarkan informasi pada Sistem Layanan Data Keuangan (SLIK), perkembangan pembiayaan paylater meningkat sebesar 37,6 persen yoy, lebih banyak besar daripada November 2024 sebesar 35,3 persen yoy, bermetamorfosis menjadi Rp6,82 triliun, dengan NPF gross sebesar 2,99 persen.
Sementara peningkatan pembiayaan modal ventura pada Desember 2024 terkontraksi sebesar 8,65 persen yoy, dengan nilai pembiayaan tercatat sebesar Rp15,84 triliun.
Meskipun secara keseluruhan piutang pembiayaan perusahaan pembiayaan mengalami penurunan pertumbuhan, Agusman mengutarakan bahwa profil risiko sektor pembiayaan terjaga dengan rasio kredit macet bruto (Non-Performing Financing/NPF gross) tercatat sebesar 2,70 persen, membaik dari pencapaian November 2024 yang digunakan sebesar 2,71 persen.
Nilai NPF net pada Desember 2024 juga tercatat membaik menjadi 0,75 persen dibandingkan pada November 2024 dengan nilai 0,81 persen.
“Gearing ratio (rasio antara utang dan juga ekuitas) perusahaan pembiayaan naik berubah jadi sebesar 2,31 kali pada Desember 2024 daripada November 2024 sebesar 2,30 kali serta berada dalam bawah batas maksimum sebesar 10 kali,” imbuh Agusman.
Artikel ini disadur dari OJK: Piutang industri pembiayaan tumbuh ditopang kredit investasi