Berita  

OJK Minta Sektor Keuangan Jaga Likuiditas Buat Dukung Rencana Prabowo

OJK Minta Bidang Keuangan Jaga Likuiditas Buat Dukung Rencana Prabowo

Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memerintahkan perbankan serta lembaga jasa keuangan lain memperkuat acara pengerjaan 3 jt rumah. Dalam hal ini, perbankan diminta untuk melindungi likuiditas, guna menyokong acara prioritas Presiden Prabowo itu.

Menurut Kepala Eksekutif Pengawas Bank OJK Dian Ediana Rae perbankan miliki peran yang mana sangat penting di menggalang kegiatan yang dimaksud melalui penyaluran kredit pemilikan rumah (KPR), tetapi itu juga harus dibarengi dengan melindungi likuiditas.

Dia memaparkan hingga November 2024 likuiditas masih sangat ample, tercermin dari berubah-ubah rasio terkait. Adapun rasio alat likuid terhadap non-core deposit (AL/NCD) mencapai 112,94% persen, kemudian rasio alat likuid terhadap dana pihak ketiga (AL/DPK) sebesar 25,57%.

Kemudian rasio kecukupan likuiditas atau liquidity coverage ratio (LCR) sebesar 213,07% serta rasio pinjaman terhadap simpanan atau loan to deposit ratio (LDR) sebesar 87,34%.

“Ini dinilai memadai untuk menyokong peningkatan penyaluran kredit, salah satunya pembiayaan inisiatif 3 jt rumah,” kata Dian pada Kongres Pers Dewan Komisioner OJK yang mana diadakan secara virtual, Selasa (14/1/2025).

Di samping itu, OJK telah menyiapkan kebijakan untuk menyokong acara 3 jt rumah, antara lain penyesuaian loan to value (LTV) dan juga pembobotan eksposurĀ risiko minimum (ERM) kredit.

“Kami memberikan fleksibilitas di perhitungan kualitas kredit serta mengecualikan batas maksimum pemberian kredit untuk kegiatan perumahan bagi MBR,” imbuh Dian.

Otoritas juga menyinggung adanya andil pangsa modal pada acara ini lewat penerbitan Efek Beragun Aset berbentuk Surat Partisipasi (EBA-SP). Efek itu terdiri dari kumpulan KPR yang digunakan sanggup berubah jadi instrumen penanaman modal pendapatan kekal yang mana diperdagangkan ke pangsa sekunder.

Dian mengutarakan instrumen yang dimaksud diharapkan dapat melengkapi sumber pendanaan kemudian membantu menyimpan stabilitas likuiditas bank.

Adapun data Bursa Efek Indonesi per 13 Januari 2025 mencatat ada sejumlah 9 EBA-SP yang diperdagangkan dengan total nilai Rp2,21 triliun.

Lebih lanjut, Dian mengemukakan bahwa bank yang mana berpartisipasi di inisiatif 3 jt rumah mampu memanfaatkan beberapa orang insentif, seperti subsidi uang muka (SDUM) untuk meningkatkan rasio LTV calon debitur.

“Dengan insentif ini, kami harap perbankan dapat mengoptimalkan perannya untuk menggalang pencapaian kegiatan 3 jt rumah pemerintah,” pungkasnya.

Next Article Video: OJK Bicara Roadmap Menguatkan BPD 2024-2027 – Pembentukan KUB

Artikel ini disadur dari OJK Minta Perbankan Jaga Likuiditas Buat Dukung Program Prabowo

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *