DKI Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, nilai proses kripto hingga Oktober 2024 mencapai Rp475,13 triliun, melonjak 352,89 persen secara tahunan (yoy).
Kepala Eksekutif Pengawas Inovasi Teknologi Bidang Keuangan, Aset Keuangan Digital, lalu Aset Kripto OJK Hasan Fawzi mengatakan, terdapat tren peningkatan dari sisi investor. Hingga Oktober 2024, total pemodal kripto di dalam Tanah Air mencapai 21,63 juta, naik dari 21,27 jt pada September 2024.
“Pada periode yang dimaksud sebanding (bulan Oktober 2024), nilai operasi aset kripto tercatat meningkat 43,87 persen bermetamorfosis menjadi sebesar Rp48,44 triliun,” ujar Hasan pada waktu konferensi pers Rapat Dewan Komisioner (RDK) OJK, diambil di keterangan ke Jakarta, Sabtu.
Lonjakan signifikan kegiatan aset kripto sepanjang 2024 ini bukan lepas dari faktor dinamika global, khususnya kemenangan Donald Trump sebagai presiden terpilih AS.
Hasan menilai, hasil Pilpres Negeri Paman Sam menggerakkan sentimen bullish pada kalangan penanam modal kripto. Kemenangan gemilang Trump memengaruhi lingkungan ekonomi kripto lantaran ia dipandang lebih lanjut memperkuat pengembangan mata uang digital dibandingkan kandidat dari Partai Demokrat, Kamala Harris.
Sentimen positif yang disebutkan berkontribusi pada lonjakan proses kripto ke Indonesia, dengan nilai operasi pada Oktober 2024 belaka mencapai Rp48,44 triliun, meningkat 43,87 persen dibandingkan bulan sebelumnya yang mana sebesar Rp33,67 triliun.
Hasan juga menjelaskan bahwa status lingkungan ekonomi yang digunakan bullish menggambarkan aktivitas jual beli yang digunakan sangat aktif, mencerminkan optimisme pemodal terhadap masa depan aset digital tersebut.
Adapun khusus untuk aset kripto Bitcoin (BTC) dinilai miliki kesempatan besar untuk mencapai level baru seiring data Consumer Price Index (CPI) Amerika Serikat yang digunakan mencatatkan level indeks sebesar 315,493 untuk November 2024, meningkat 2,7 persen dari sebelumnya 2,6 persen pada Oktober.
CEO Indodax Oscar Darmawan menyatakan, data CPI yang sesuai ekspektasi telah lama memberikan angin segar bagi pasar, bukan terkecuali aset kripto.
"Jika data ekonomi terus menggalang serta kebijakan moneter global masih kondusif, Bitcoin dapat mencetak rekor tertinggi baru,” ucapannya di keterangannya dalam Jakarta, Sabtu.
Selain itu, lanjutnya, optimisme terhadap kebijakan suku bunga yang mana lebih lanjut longgar dari Federal Reserve dapat menjadi katalis positif bagi pergerakan Bitcoin juga aset kripto lainnya ke depan.
Artikel ini disadur dari OJK catat transaksi kripto mencapaiRp475,13 triliun per Oktober 2024