Denpasar – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatatkan jumlah agregat penanam modal saham periode Januari-November 2024 pada Bali mencapai 141 ribu atau naik 22,25 persen dibandingkan periode sejenis 2023 mencapai sekitar 110 ribu pemodal (single pemodal identification/SID).
“Nilai kepemilikan saham di dalam Bali mencapai Rp5,2 triliun atau meningkat 16 persen,” kata Kepala OJK Provinsi Bali Kristrianti Puji Rahayu di dalam Denpasar, Bali, Kamis.
Adapun nilai operasi saham di dalam Bali mencapai Rp2,6 triliun atau meningkat hampir 51 persen dibandingkan periode sebanding 2023.
Ia melanjutkan jumlah agregat penanam modal reksa dana juga surat berharga negara (SBN) juga mengalami pertumbuhan yakni setiap 25,77 persen serta 22,68 persen.
Kemudahan berinvestasi saham diperkirakan bermetamorfosis menjadi salah satu indikator peningkatan minat para pemodal pangsa modal dalam Bali.
Sebagai gambaran, semata-mata dengan minimal Rp100 ribu, penanam modal pemula yakni generasi muda sudah ada bisa saja berinvestasi saham.
Selain itu, sosialisasi juga literasi keuangan yang digunakan menyasar generasi muda yang gencar diwujudkan regulator kemudian lembaga jasa keuangan ke Bali juga berperan meningkatkan penanam modal saham.
Program inklusi keuangan itu dijalankan melalui sinergi dengan Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPKAD) Provinsi Bali yang dimaksud melibatkan pemerintah daerah, kementerian/lembaga, pelaku bidang usaha jasa keuangan juga instansi terkait lainnya.
Pelaksanaan edukasi keuangan yang tersebut masif salah satunya melalui Aksi Nasional Cerdas Keuangan (Gencarkan) juga menopang pemahaman untuk memanfaatkan komoditas keuangan terhadap para calon penanam modal saham ke Bali.
Selain melalui saham, pelanggan pada Bali juga diperkirakan tergolong gemar menyimpan uang di lembaga jasa keuangan atau perbankan.
Berdasarkan data OJK, selama Januari-November 2024 jumlah total dana pihak ketiga (DPK) yang mana dihimpun beberapa perbankan dalam Bali mencapai Rp189,9 triliun atau berkembang 13,30 persen dibandingkan periode serupa pada 2023.
Mencermati jenisnya, peningkatan DPK ditopang oleh kenaikan nominal tabungan sebesar Rp12,1 triliun apabila dibandingkan periode serupa 2023.
Artikel ini disadur dari OJK catat peningkatan jumlah investor saham di Bali