DKI Jakarta – Direktur Utama PT Dayamitra Komunikasi Jarak Jauh Tbk (Mitratel) Theodorus Ardi Hartoko menjelaskan aksi perseroan mengakuisisi PT. Ultra Mandiri Telekom (UMT) bernilai strategis pada menguatkan habitat usaha menara telekomunikasi dan juga meningkatkan penguasaan pangsa bursa Mitratel di industri Fiber To The Tower (FTTH).
"Aset fiber yang tersebut kami perolehan ini lokasinya tersebar dalam Sumatera, Jawa lalu Bali. Hal ini sejalan dengan arah ekspansi sektor telekomunikasi dalam masa depan pada rangka menyongsong era implementasi teknologi 5G juga menyasar banyak wilayah peningkatan dunia usaha baru," ujar Teddy, panggilan akrab Theodorus Ardi Hartoko di Jakarta, Kamis.
Dengan adanya tambahan 8.101 kilometer (km) fiber dari aksi korporasi tersebut, emiten berkode saham MTEL itu saat ini mempunyai jaringan fiber lebih banyak dari 47.800 km. Tiap akhir September 2024, Mitratel memiliki 39.714km fiber optik.
Berdasarkan jumlah total tersebut, 56 persen aset fiber optik tercatat berada pada luar pulau Jawa serta 44 persen berada dalam pulau Jawa.
"Mitratel akan terus melakukan ekspansi secara selektif bukanlah hanya sekali di dalam kegiatan bisnis menara namun juga di dalam bidang fiber optik serta jasa penunjang lainnya," kata Teddy.
Dalam laporan keuangan per 30 September 2024, Mitratel membukukan pendapatan dari kegiatan bisnis fiber sebesar Rp274 miliar atau bertambah 89,5 persen dari tahun sebelumnya lalu berkontribusi sebesar 4 persen dari total pendapatan Mitratel. Setelah kegiatan tersebut, maka dipastikan sumbangan pendapatan dari industri fiber akan terus meningkat.
"Pendapatan industri fiber Mitratel hingga sembilan bulan pertama tahun 2024, yang meningkat hampir 90 persen year on year, merupakan perkembangan yang tersebut sangat menggembirakan. Ke depan kami akan fokus mengembangkan perusahaan fiber ini dengan acara monetisasi asset untuk meningkatkan market share, menyongsong era teknologi 5G serta memacu penerapan teknologi mutakhir di seluruh lini bisnis," ujar Teddy.
Mitratel baru belaka menunjukkan komitmen untuk mewujudkan visi bermetamorfosis menjadi perusahaan infrastruktur digital terdepan melalui aksi pembelian PT. Ultra Mandiri Telekom (UMT) yang dimaksud merupakan perusahaan dengan portofolio utamanya jaringan serat optik.
Mitratel mendapatkan tambahan kepemilikan fiber optik sepanjang 8.101 km pasca menyetujui secara resmi perjanjian jual beli saham UMT dengan PT Pembangunan Perumahan Infrastruktur (PPIN) dan juga Yayasan Keseimbangan Karyawan Pembangunan Perumahan (YKKPP) pada 2 Desember 2024 lalu.
Akuisisi yang disebutkan merupakan langkah strategis Mitratel untuk meningkatkan pertumbuhan industri lalu mengupayakan pembagian merata akses telekomunikasi melalui penyediaan infrastruktur yang tersebut lengkap dan juga berkualitas bagi operator seluler pada penjuru negeri.
Pasca transaksi, Mitratel akan memperoleh prospek tambahan pendapatan sesuai dengan kontrak yang tersebut sebelumnya dimiliki oleh UMT dengan billable length (pendapatan dari aset yang mana dapat ditagih) sepanjang 12.524 kilometer.
Dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Tanah Air (BEI), manajemen Mitratel mengungkapkan tambahan pendapatan yang dimaksud dapat dikonsolidasikan di laporan keuangan perseroan pasca transaksi.
Artikel ini disadur dari Mitratel: Akuisisi UMT perkuat ekosistem bisnis menara telekomunikasi