Reporter: | Editor:
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Di pada waktu situasi beban bunga yang mana tinggi, perbankan tampaknya tak bisa saja serta-merta meningkatkan bunga kredit yang dimaksud dimiliki. Bukan tanpa alasan, bank terus penting mempertimbangkan persaingan untuk mempertahankan pangsa pangsa kredit.
Dalam laporan terbarunya, Bank Tanah Air (BI) mencatatkan Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) turun terbatas pada Mei 2024 sehingga kembali pada level Maret 2024. SBDK Mei 2024 berkurang sebesar 3 basis poin (bps) bermetamorfosis menjadi 8,81%, pasca meningkat dengan besaran yang mana sejenis pada bulan sebelumnya.
Adapun, penurunan terjadi relatif merata pada seluruh kelompok bank, dengan penurunan terbesar pada BPD kemudian Kantor Unit Bank Mancanegara (KCBA) sebesar 2 bps. Selain itu, spread atau selisih antara suku bunga acuan (BI-Rate) dengan SBDK yang dimaksud makin menipis menunjukkan adanya efisiensi pricing perbankan.
“Penurunan SBDK merupakan indikasi upaya perbankan untuk melindungi daya saing suku bunga di lingkungan ekonomi kredit, ke berada dalam berlanjutnya kenaikan biaya dana,” ungkap laporan BI, Rabu (17/7).
Baca Juga:
Direktur Kepatuhan PT Bank Oke Indonesi Tbk (DNAR) Efdinal Alamsyah membenarkan bahwa memang benar ada persaingan antar bank dengan mempertahankan suku bunga kredit bank tetap kompetitif. Alhasil, ia menyebutkan belum ada kenaikan bunga kredit sepanjang 2024 ini di dalam OK Bank.
Jika dilihat lebih besar lanjut, OK Bank terakhir meningkatkan bunga kredit pada November 2023. Kala itu, OK Bank meninggal SBDK sekitar 25 bps untuk semua segmen, antara lain kredit korporasi, kredit mikro, kredit ritel kemudian kredit konsumsi.
“Jika bank lain tidaklah meninggal suku bunga, apabila ada bank yang dimaksud meninggikan suku bunga, yang mana bersangkutan bisa jadi kehilangan pangsa pasar,” ujar Efdinal.
Lebih lanjut, Efdinal bilang alasan lain adalah bank ingin menggerakkan perkembangan kredit untuk menghasilkan kembali pendapatan bunga lebih tinggi besar dari pinjaman baru. Dengan menahan suku bunga, ia mengamati OK Bank dapat mempertahankan atau meningkatkan permintaan kredit nasabah.
Memang, apabila mengacu pada laporan keuangan per Mei 2024, OK Bank masih mampu mencatatkan perkembangan kredit dobel digit. Pada periode tersebut, kredit OK Bank naik 10,29% secara tahunan (YoY) bermetamorfosis menjadi Mata Uang Rupiah 8,82 triliun.
Baca Juga:
Sementara itu, EVP Corporate Communication & Social Responsibility PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Hera F. Haryn bilang pihaknya berupaya melindungi tingkat suku bunga kredit pada level yang tersebut dapat diterima oleh pasar.
Hera mengungkapkan BCA akan senantiasa mencermati keadaan pasar, likuiditas, juga profil risiko sebelum menentukan beragam kebijakan juga penyesuaian satu di antaranya pada menentukan besaran SBDK.
Hingga ketika ini, SBDK BCA yang mana paling membesar berada ke segmen ritel yang dimaksud mencapai 8,10%. Sementara, SBDK paling rendah ada pada segmen kredit konsumsi untuk non KPR yang berada di level 5,96%.
“Kami mencermati perkembangan suku bunga Bank Indonesi juga dinamika makroekonomi serta keadaan likuiditas sektor perbankan,” ujarnya.
Dengan SBDK yang tersebut juga tak naik, hal yang dimaksud juga cukup mengakselerasi peningkatan kredit yang mana disalurkan oleh bank milik Grup Djarum ini. Untuk Mei 2024, penyaluran kredit BCA naik sekitar 19,5% YoY atau senilai Rupiah 826,7 triliun.
Baca Juga:
Sedikit berbeda, Direktur Keuangan PT Bank Mandiri Tbk Sigit Prastowo bilang bank berlogo pita emas ini telah terjadi melakukan repricing secara selektif pada kredit korporasi khususnya yang tersebut memang benar pricing-nya berdasarkan suku bunga acuan.
Namun, ia menegaskan pihaknya masih merawat tingkat profitabilitas di dalam antaranya adalah mengoptimalkan portfolio mix, yakni mengupayakan portofolio yang tersebut mempunyai return yang lebih banyak tinggi. Dari sisi DPK, Bank Mandiri menguatkan basis dana ekonomis yang mana besar untuk dapat mempertahankan biaya dana kekal rendah.
“Diperlukan strategi pengelolaan profitabilitas baik dari aset maupun DPK agar NIM tetap terjaga optimal,” ujar Sigit.
Baca Juga:
Sementara itu, Presiden Direktur PT Bank CIMB Niaga Tbk Lani Darmawan juga mengungkapkan telah lama meningkatkan bunga kredit yang digunakan dimiliki. Dalam sebulan terakhir, Lani mengumumkan telah lama meninggikan bunga kredit 50 bps secara overall.
Dalam meningkatkan bunga kredit, ia menjelaskan berbeda-beda untuk tiap segmen bisnis. Khusus untuk kredit korporasi, peningkatan bunga akan berdasarkan relationship serta mengawasi total pendapatan korporasi tersebut.
Sejalan dengan hal tersebut, CIMB Niaga pun harus rela mencatatkan perkembangan kredit yang dimaksud lebih tinggi lambat dibandingkan bank-bank lainnya. Untuk Juni 2024, ia mencatat pertumbuhan kredit hanya sekali berkembang sekitar 6% secara tahunan.
Lani menjelaskan, hal yang disebutkan dipengaruhi oleh pinjaman kredit korporasi yang tersebut melandai dengan perkembangan pada bawah 5%t. Meskipun, pinjaman yan difokuskan ke UKM mampu meningkat dobel digit.
“Market loan di dominasi loan korporasi teristimewa dari Himbara,” tandasnya.
Selanjutnya:
Menarik Dibaca:
Cek Berita lalu Artikel yang digunakan lain di dalam
Artikel ini disadur dari Menjaga Persaingan Pasar, Bank Tak Mudah Naikkan Bunga Kredit