Jakarta – Harga saham Indosat Ooredoo Hutchison (Indosat atau IOH) mengalami lonjakan secara signifikan semenjak merger dengan PT Hutchison 3 Tanah Air (Tri Indonesia) pada 4 Januari 2022. Kala itu, saham Indosat berada dalam level Rupiah 6.250 per saham.
Seiring berjalannya waktu, saham Indosat terus meningkat pesat serta sempat menyentuh level Rupiah 12.050 per saham pada 13 Maret 2024 lalu. ISAT pun melakukan stock split 1:4 pada 11 Oktober 2024 sehingga nilai tukar sahamnya bermetamorfosis menjadi Rupiah 2.540 per saham.
Aksi korporasi ini diwujudkan melalui persetujuan dari para pemegang saham pada Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Selasa, 24 September 2024 silam. Stock split dilaksanakan untuk seluruh saham Seri B, yang mana akan mengubah nilai nominal dari Simbol Rupiah 100 per saham berubah menjadi Mata Uang Rupiah 25 per saham. Di sisi lain, nilai nominal saham Seri A terus sama.
Dengan demikian, jumlah total saham Seri B yang mana tercatat akan meningkat secara signifikan dari 8.062.702.740 saham berubah jadi 32.250.810.957 saham. Aksi korporasi ini memiliki kemungkinan meningkatkan aksesibilitas dan juga likuiditas saham ISAT dalam pasar.
Presiden Director and Chief Executive Officer of Indosat Ooredoo Hutchison, Vikram Sinha mengatakan, aksi korporasi terdiri dari stock split dilatarbelakangi oleh prospek minat penanam modal yang tinggi. Pihak ISAT juga mengaku, program stock split saham yang dimaksud memungkinkan emiten ini untuk menjaring lebih tinggi sejumlah pemodal ritel kemudian pemodal muda.
“Kami ingin merekan berubah menjadi bagian dari kisah peningkatan kami. Jadi ini adalah salah satunya,” ujar dia, diambil Kamis (10/1/2025).
Selain itu, pelaksanaan stock split saham diharapkan dapat meningkatkan likuiditas saham ISAT ke pangsa modal, khususnya di dalam kalangan pemodal ritel.
“Dan pastinya, Anda tahu, ini juga akan membantu perusahaan. Kami ingin menegaskan bahwa semakin sejumlah penduduk Tanah Air yang digunakan menjadi bagian dari kisah perkembangan kami, perjalanan perkembangan Indosat secara keseluruhan,” ungkap dia.
Lantas, bagaimana prospek dan juga arah pergerakan saham Indosat di waktu mendatang?
Senior Analyst Investment Information Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta menilai, saham ISAT secara konsolidasi berisiko bullish. Selain itu, ukuran kegiatan saham emiten ini juga mengalami peningkatan.
Untuk itu, Nafan memiliki target harga jual saham Indosat berada di dalam level Rupiah 2.460 per saham hingga Simbol Rupiah 3.130 per saham dengan support dalam level Simbol Rupiah 2.290 per saham.
“Saham Indosat masih relatif menantang kalau secara teknikal. Sementara kalau secara fundamental, apabila saya mengamati dari historical seperti dengan financial performance, masih semestinya dalam tahun depan juga masih dapat ada potensi untuk terus bertumbuh. Baik itu dari sisi top line atau dari sisi bottom line,” ujar Nafan ketika dihubungi CNBC Indonesia.
Sementara itu, Investment Analyst PT Infovesta Kapital Advisori, Ekky Topan menjelaskan, sejak merger dengan Hutchison, kinerja fundamental Indosat menunjukkan perbaikan serta perkembangan yang dimaksud signifikan. Hal ini ditandai oleh pengembangan jaringan 5G, pertumbuhan layanan data, layanan berbasis cloud, dan juga kolaborasi dengan lingkungan digital lainnya yang mana pada akhirnya memberikan prospek pertumbuhan tambahan lanjut bagi Indosat pada masa depan.
“Dalam jangka pendek, kinerja tarif saham Indosat mulai berbalik arah pasca sempat mengalami penurunan pasca stock split. Level Simbol Rupiah 2.300 per saham berubah menjadi area menawan untuk melakukan akumulasi kembali, dengan target kenaikan menguji resistance pada Simbol Rupiah 2.650-2.700 per saham,” ungkap Ekky.
Menurutnya, saham Indosat layak dipertimbangkan bagi penanam modal jangka panjang, mengingat valuasi serta kinerja yang tersebut lebih besar baik dibandingkan emiten-emiten lainnya pada sektor telekomunikasi. Namun, penanam modal kekal perlu memperhatikan peluang pembelian, khususnya pada waktu berjalan koreksi agar dapat memaksimalkan kemungkinan keuntungan.
Di samping itu, ia mengatakan, saham Indosat dibayangi banyak sentimen positif antara lain efisiensi pasca merger , pertumbuhan data layanan yang dimaksud akan meningkatkan pendapatan, peluang ekspansi dari pembangunan ekonomi ke layanan 5G, dan juga kemungkinan peningkatan layanan internet dalam Indonesia.
Sejalan dengan Ekky, Head of Equity Research Kiwoom Sekuritas Indonesia, Sukarno Alatas mengkaji bahwa prospek jangka panjang saham Indosat masih menarik. Saham emiten ini pun masih layak dikoleksi hingga beberapa waktu mendatang.
“Sentimen positif jangka panjang penetrasi pengguna internet terus meningkat,” jelasnya.
Senada, Pengamat Pasar Modal, Lanjar Nafi menganggap saham Indosat T miliki prospek positif pada beberapa waktu ke depan. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor. Di antaranya adalah kenaikan tarif layanan sekitar 5% sejak September 2024, peningkatan permintaan pelayanan telekomunikasi dalam sedang digitalisasi yang digunakan terus berkembang, dan juga masifnya pengembangan internet melalui jaringan 5G.
Dia melanjutkan, saham Indosat tergolong cukup menawan dengan nilai fair value secara valuasi fundamental di dalam kisaran Rupiah 3.000 per saham.
“Sentimen positif datang dari prospek kegiatan bisnis telekomunikasi, harga jual saham yang tersebut relatif hemat pasca tekanan aksi jual pemodal jelang akhir tahun 2024, target fundamental yang mana relatif tinggi secara fair value nya,” tandasnya.
Next Article Video: Menilik Prospek Saham ISAT Usai Rencana Stock Split
Artikel ini disadur dari Melesat Sejak Merger, Begini Potensi dan Arah Pergerakan Saham ISAT