LPS sebut indeks menabung rakyat mengalami penurunan

LPS sebut indeks menabung rakyat mengalami penurunan

Ibukota Indonesia – Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mencatatkan data adanya penurunan tren menabung pada warga berdasarkan hasil Survei Customer Perekonomian (SKP) pada November 2024.

Penurunan yang disebutkan tercermin dari Angka Menabung Customer (IMK) yang digunakan turun sebesar 0,06 poin berubah menjadi 77,0 dibandingkan bulan sebelumnya.

“Memang (IMK) ini berkurang ya, tapi yang terakhir itu Ukuran Intensitas Menabung (IIM) naik dari bulan Oktober, naik ke 72,4. Nah penurunan (IMK) ini jangan disalah-artikan 100 persen sebab makan tabungan, oleh sebab itu kalau menurut kami melihatnya adalah menabung itu sendiri kan adalah interaksi antara penghasilan konsumen dengan konsumsinya, atau dengan belanjanya. Nah belanja itu ada yang untuk konsumsi, ada juga untuk membayar cicilan, ada juga untuk investasi,” kata Direktur Group Investigasi LPS Seto Wardono, diambil dalam Jakarta, Kamis.

Berdasarkan survei yang tersebut melibatkan lebih besar dari 1.700 responden pada beraneka wilayah Nusantara itu, hasil survei menunjukkan bahwa penurunan juga berlangsung pada Skala Waktu Menabung (IWM), yang mana turun 1,9 poin menjadi 81,5. Meski demikian, mayoritas responden masih menganggap pada waktu ini juga tiga bulan mendatang merupakan waktu yang tersebut tepat untuk menabung.

Sementara itu, Skala Intensitas Menabung (IIM) justru meningkat sebesar 0,6 poin berubah menjadi 72,4. Hal ini menunjukkan peningkatan jumlah agregat responden yang digunakan menyatakan kerap menabung, meskipun jumlah total uang yang tersebut ditabung lebih banyak kecil dari yang mana direncanakan.

Selanjutnya, dari survei yang mana dilaksanakan oleh LPS dapat dihasilkan juga output lain, yaitu IKK atau langkah kemudian kemampuan menabung konsumen. IKK sejatinya mengukur tingkat optimisme atau pesimisme rumah tangga terhadap situasi dunia usaha ketika ini juga pandangan mereka mengenai prospeknya pada masa yang mana akan datang.

“Dengan pendekatan ini, diharapkan dapat menangkap deskripsi nyata tentang persepsi kemudian perilaku konsumen dari bermacam lapisan warga di dalam beragam wilayah. Pelaksanaan survei yang disebutkan memperluas kapabilitas LPS di mendapatkan ilustrasi terkini mengenai persepsi konsumen melawan kegiatan menabung serta status sektor ekonomi pada waktu ini,” ujar Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa.

Lebih lanjut ia menjelaskan, output utama SKP adalah Angka Menabung Customer (IMK) yang mengukur kecenderungan dan juga kemampuan konsumen pada mengalokasikan pendapatannya untuk ditabung.

IMK ini akan memberikan pandangan tentang kemampuan kemudian kesehatan sektor ekonomi rumah tangga, yang tercermin dari intensitas juga niat konsumen untuk menabung.

“Dengan IMK ini, kita akan lebih besar bisa jadi mengenali daya tahan sektor ekonomi rumah tangga terhadap situasi dunia usaha ketika ini, diantaranya dinamika simpanan perbankan ke depan,” jelasnya.

Kemudian, output SKP lainnya adalah IKK atau kebijakan serta kemampuan menabung konsumen, yang tersebut tentu cuma tidaklah lepas dari persepsi konsumen melawan situasi sektor ekonomi juga pendapatannya.

“Informasi ini penting untuk memahami arah perkembangan sektor ekonomi ke depan, mengingat persepsi konsumen dapat mempengaruhi keputusannya melakukan konsumsi, menabung, kemudian investasi,” terangnya.

Dia menambahkan, konsumen yang tersebut lebih banyak optimis terhadap prospek ekonomi, stabilitas pekerjaan lalu pendapatan rumah tangganya pada masa mendatang, memiliki kemungkinan menguatkan konsumsinya teristimewa barang-barang tahan lama.

"Hal ini selanjutnya berdampak positif bagi laju peningkatan ekonomi, sebab konsumsi rakyat merupakan kontributor terbesar perekonomian nasional,” tambahnya.

Artikel ini disadur dari LPS sebut indeks menabung masyarakat mengalami penurunan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *