Jakarta – Bank Nusantara (BI) membeberkan arah kebijakan bank sentral yang mana mencakup moneter, likuiditas makroprudensial, juga sistem pembayaran pada tahun 2025.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengungkapkan tema arah kebijakan ini disebut ‘pro-stability, pro-growth’. Dia meyakinkan kebijakan moneter akan masih diarahkan menyimpan stabilitas keuangan kemudian ekonomi.
“Di bidang kebijakan moneter, pertama, suku bunga BI Rate untuk sementara ini kami pertahankan. Karena gejolak global mengharuskan kami fokus pada stabilisasi rupiah,” kata Perry, pada Pertemuan Tahunan Bank Tanah Air (PTBI), hari terakhir pekan (29/11/2024).
“Kami terus mencermati kesempatan BI Rate untuk dapat turun lagi dengan terkendalinya pemuaian lalu di sasaran dalam 2025-2026 lalu perlunya untuk turut memacu peningkatan ekonomi,” tambahnya.
Tentu saja, respon suku bunga BI Rate tambahan lanjut akan disesuaikan dengan dinamika ekonomi global serta sektor ekonomi domestik.
Kedua, Perry menyatakan stabilisasi nilai tukar rupiah, dari gejolak global akan berubah menjadi fokus kami melalui intervensi secara proses forward dan juga juga pembelian SBN dari lingkungan ekonomi sekunder.
Ketiga, operasi moneter pro-market untuk efektivitas transmisi kebijakan aliran masuk portfolio asing juga pendalaman pangsa uang. Keempat, Perry menegaskan BI akan melindungi kecukupan cadangan devisa dijaga.
“Pengelolaan sesudah itu lintas devisa sesuai kaedah internasional. Instrumen penempatan akan terus kami perluas sehingga menyita perhatian bagi para eksportir,” katanya.
Lalu, ke bidang kebijakan makroprudensial, BI akan terus menempuh kebijakan makroprudensial longgar untuk menggerakkan perkembangan kredit pada tahun 2025.
Pertama, kebijakan insentif likuiditas makroprudensial untuk menggalakkan kredit pembiayaan akan kami arahkan ke sektor-sektor prioritas pencipta lapangan kerja.
“Jumlah insentif juga akan kami naikkan dari Rp259 triliun bermetamorfosis menjadi Rp283 triliun mulai Januari 2025 ini. Dan semakin berbagai bank yang akan menerima insentif likuiditas kemudian jumlahnya lebih tinggi besar,” katanya.
Kedua, rasio penyangga likuiditas makroprudensial permanen longgar. Demikian pula kebijakan uang muka kredit 0%, Perry melakukan konfirmasi permanen berlaku untuk kredit properti dan juga kredit otomotif.
Ketiga, penguatan surveillance atau pengawasan sistemik untuk turut merawat stabilitas sistem keuangan berkoordinasi erat dengan Kementerian Keuangan, OJK, LPS pada pada KSSK.
Lebih lanjut, di sistem pembayaran, digitalisasi terus akan diakselerasi pada 2025. Ini adalah sesuai blueprint sistem pembayaran Tanah Air 2025-2030 yang tersebut diresmikan 1 Agustus 2024. Upaya ini akan dilaksanakan melalui 5 inisiatif pengembangan infrastruktur, industri, inovasi, internalisasi juga juga rupiah digital, dengan semboyan satu nusa, satu bangsa, satu bahasa.
Pertama, pengembangan infrastruktur sistem pembayaran BI FAST. Pengembangunan ini mencakup FAST Payment Industry, modernisasi Bank Indonesia, RTGS yang multi-currency juga standar nasional demikian juga pengembangan pusat data kegiatan pembayaran dengan payment ID serta BI Payment Info.
Kedua, konsolidasi sektor sesuai kemampuan transaksi, interkoneksi, kompetensi, manajemen risiko lalu infrastruktur. Klasifikasi berubah jadi pelaksana sistem pembayaran (PSP) utama juga nonutama.
Ketiga, pengembangan QRIS kami akan perluas dengan target 58 jt pengguna dengan 40 jt merchant.
“Kami juga akan berkolaborasi dengan ASPI untuk mendirikan Bank Nusantara Digital Innovation Center atau BIDIK,” ujarnya. “Keempat, perluasan kerjasama QRIS dengan beberapa negara tertidak cuma di dalam Asia tapi juga dengan Jepang, dengan Korea, dengan Uni Arab Emirat maupun dengan sebagian negara lain,”
Terakhir, eksperimentasi lanjutan rupiah digital sebagai satu-satunya alat pembayaran yang digunakan sah pada Indonesia.
“Elektronifikasi operasi keuangan pemerintah area juga kami akan teruskan melalui penyeluruhan bantuan sosial maupun juga untuk Kartu Kredit Tanah Air segmen pemerintah,” tegas Perry.
Next Article Breaking News: BI Rate Kembali Ditetapkan Sebesar 6,25%
Artikel ini disadur dari Lengkap! Daftar Arah Kebijakan BI 2025: Suku Bunga, Rupiah Sampai QRIS