Jakarta – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memohon semua pihak, satu di antaranya perbankan Tanah Air, untuk waspada terhadap situasi perekonomian global yang penuh ketidakpastian. Dia pun mewanti-wanti rambatannya dari sisi keuangan, yang digunakan mencakup pelemahan rupiah hingga suku bunga.
Hal ini disampaikan pada acara BRI Microfinance Outlook 2025 di dalam International Convention Exhibition (ICE) BSD City, Kamis (30/1/2025).
“Di di situasi ini saya juga berharap institusi keuangan khususnya perbankan untuk terus mampu melakukan fungsi intermediari yang tersebut dapat meningkatkan pertumbuhan perekonomian secara merata seperti saya komunikasikan tadi lingkungan keuangan global yang dapat merambat ke Indonesi harus diwaspadai,” ungkapnya.
Oleh sebab itu, ia mengingatkan agar lembaga-lembaga keuangan satu di antaranya perbankan mengawasi kinerja keuangan atau neraca keuangannya.
“Saya harap (perbankan) untuk terus mengawasi terhadap neraca keuangannya serta kinerja dari keuangan mereka itu agar tetap mampu terjaga di situasi dunia usaha yang dimaksud dinamis,” tegasnya.
Dia pun memverifikasi Kemenkeu dengan dengan OJK, BI, dan juga LPS pada pada Komite Ketahanan Sistem Keuangan (KSSK) juga melakukan kegiatan dengan untuk literasi keuangan di rangka memberikan edukasi terhadap masyarakat sehingga mereka itu tidaklah enteng terjerumus di dalam di praktek-praktek keuangan teristimewa yang digunakan menggunakan teknologi digital.
Hal ini sebab teknologi digital mampu menjangkau komunitas secara sederhana lalu murah, namun pada ketika yang dimaksud sejenis berpotensi memunculkan dampak apabila tidak ada disertai literasi yang tersebut baik.
“Dampaknya adalah negatif,” tegas Sri Mulyani.
Dia pun menambahkan sektor keuangan sesuai dengan Undang-Undang P2SK akan terus direformasi serta juga diperbaiki regulasinya sehingga sektor keuangan berubah menjadi sektor yang dimaksud mampu untuk menjalankan fungsi, tidak ada belaka fungsi intermediari tapi juga fungsi metamorfosis ekonomi.
Di tatanan global, menurut Sri mulyani, pada dua tahun terakhir, dunia dihadapkan pada situasi higher for longer atau era suku bunga tinggi. Hal ini dipicu oleh lonjakan pemuaian yang tersebut direspons dengan kenaikan suku bunga acuan, khususnya pada negara forward sehingga menyebabkan gejolak pada bursa keuangan.
“Ini menyebabkan nilai tukar beraneka negara terhadap US$ tekanan,” jelasnya.
Di sisi lain, ia juga meninjau ada persoalan geopolitik yang digunakan makin memanas pada berubah-ubah kawasan sehingga menambah daftar ketidakpastian bagi dunia. Risiko-risiko inilah yang diwaspadai oleh mantan Kepala Bappenas tersebut.
Next Article Perbankan Siap-Siap! Mulai Tahun Depan Premi LPS Naik Segini
Artikel ini disadur dari Kondisi Global Suram, Sri Mulyani Beri Warning untuk Perbankan RI