Jakarta – Seiring semakin menjamurnya bank digital kemudian proses tanpa tunai, PT Artajasa Pembayaran Elektronis (Artajasa) berencana menambah jumlah keseluruhan ATM-nya dua kali lipat dari jumlahnya sekarang.
Direktur Utama Artajasa Armand Hermawan menyatakan pada waktu ini ada 1.600 ATM Bersama, lalu memiliki target tahun depan bisa saja bertambah jadi 3.200 unit. Penambahan itu muncul seiring bank-bank ramai-ramai mengempiskan jumlah keseluruhan ATM dan juga kantor cabang.
Armand mengakui bahwa perkembangan pencabutan tunai telah bukan sebesar sebelumnya, oleh sebab itu dampak digitalisasi. Menurutnya, tren evakuasi tunai juga proses melalui QRIS akan “co-exist” atau berdampingan.
“Nanti yang dimaksud ATM yang dimaksud akan berprogres itu yang dimaksud digunakan oleh multi-user. Kalau [ATM bank untuk] pengguna sekadar kan nggak kuat. Nggak optimal. Misalnya, ATM yang digunakan dalam mall atau ke retail itu akan lebih lanjut sejumlah dibandingkan dengan kantor cabang,” terang Armand di Gedung BRI, Rabu (18/12/2024).
Artajasa juga mengincar bank-bank digital yang digunakan tidak ada mempunyai ATM lalu menerbitkan kartu debit, juga Bank Pembangunan Daerah (BPD) untuk mengikuti acara ATM Bersama. Selain itu, Direktur Bisnis Artajasa Heru Perwito memaparkan pihaknya berusaha mencapai tahun depan semua bank sanggup mengambil bagian acara ATM Bersama.
“Jadi itu harus membantu pada sana, sehingga nanti mampu menurunkan penanaman modal merekan untuk penerbitan kartu. Dan juga menurunkan kondisi-kondisi fisiknya nanti kalau berlangsung kesalahan-kesalahan kalau pemanfaatan kartu, kartu tertelan, kartu hilang, segala macam. Itu yang tersebut sasaran kami,” jelas Heru pada kesempatan yang mana sama.
Artajasa sendiri sudah pernah menggandeng PT Bank Rakyat Nusantara (Persero) Tbk. (BBRI) meluncurkan ciri Cardless Withdrawal. Fitur ini memungkinkan pengguna melakukan pencabutan tunai tanpa kartu fisik di dalam lebih tinggi jaringan ATM dan juga CRM BRI yang tersebar di seluruh Indonesia.
Dengan begitu, pelanggan BRI maupun bank lain yang mana terintegrasi dengan jaringan Artajasa dapat mendebarkan uang tanpa menggunakan kartu. Nasabah cukup menggunakan kode operasi yang dihasilkan melalui perangkat lunak mobile banking untuk melakukan pengunduran tunai dengan aman, cepat, serta praktis.
Pada kesempatan yang tersebut sama, Direktur Retail Funding & Distribution BRI Andrijanto mengakui bank pelat merah itu tiada akan menambah mesin ATM-nya. BRI justru akan menambah fungsi ATM yang digunakan telah ada dengan fasilitas tarik juga setor.
“Karena pada fungsi yang mana baru itu kan tidak ada menggantikan dari fungsi yang dimaksud ATM yang digunakan konvensional, yang dimaksud cuma sekedar ditarik. Di situ pun juga masyarakat atau pelanggan masih bisa saja menggunakan fungsi untuk narik, tapi pada kesamaan keinginan untuk setor yang tersebut enggak diperlukan nunggu kantor itu harus menerbitkan pun juga mampu terakomodasi,” jelasnya.
Sebagai informasi, Laporan Surveillance Bank Negara Indonesia oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan bahwa beberapa orang bank di Tanah Air memangkas jumlah agregat mesin ATM di bervariasi tempat.
Melalui laporannya, OJK memaparkan, jaringan kantor bank umum konvensional (BUK) pada seluruh Indonesi per triwulan IV-2023 berkurang banyaknya 4.676 unit sehingga semata-mata tersisa 115.539. Jaringan kantor terbanyak masih didominasi oleh terminal perbankan elektronik (ATM/CDM/CRM) sejumlah 91.412 unit. Jumlah itu menyusut sejumlah 1.417 unit, yakni dari setahun sebelumnya 92.829 unit dari tiga bulan sebelumnya.
Next Article Bukti Nyata Kiamat ATM, Terlihat dari Bank Raksasa RI
Artikel ini disadur dari Kiamat ATM RI Makin Nyata, Bos Artajasa Ungkap Nasibnya