Kemenkeu catat penerimaan bea dan juga cukai Rp257,8 triliun November 2024

Kemenkeu catat penerimaan bea dan juga juga cukai Rp257,8 triliun November 2024

DKI Jakarta – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatatkan data total penerimaan kepabeanan juga cukai sebesar Rp257,8 triliun per November 2024.

Penerimaan yang disebutkan berkembang 5,2 persen (year on year/yoy) atau mencakup 80,3 persen dari target APBN.

“Dari sisi kinerja impor, itu menunjukkan bahwa impor komponen baku kemudian substansi penolong yang dibutuhkan untuk bidang mengalami peningkatan (73 persen), konsumsi sedikit tertekan (9,5 persen), barang modal juga demikian (17,5 persen),” kata Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Anggito Abimanyu pada waktu konferensi pers APBN KiTa Edisi Desember 2024, di Jakarta, Rabu.

Anggito merinci, dari segi bea masuk, Kemenkeu mencatatkan data penerimaan Rp47,7 triliun atau meningkat 4,0 persen (yoy). Jumlah ini mencakup 83,2 persen dari target APBN.

Penerimaan bea masuk November tahun ini dipengaruhi oleh kenaikan nilai impor sebesar 4,9 persen (yoy), serta penguatan nilai tukar dolar Negeri Paman Sam terhadap rupiah.

Kemudian dari segi bea keluar, Anggito mencatatkan penerimaan bea pergi dari sebesar Rp17,3 triliun atau meningkat 47,9 persen (yoy). Jumlah ini mencakup 98,7 persen dari target.

Beberapa hal yang digunakan mempengaruhi penerimaan bea keluar, pada antaranya bea meninggalkan tembaga yang bertambah 94,8 persen (yoy) dengan share dari total bea meninggalkan mencapai 61,0 persen. Ia menyimpulkan ini merupakan imbas dari adanya relaksasi ekspor komoditas tembaga.

Selain itu, bea pergi dari hasil sawit meningkat 8,4 persen (yoy) disebabkan tren peningkatan harga, meskipun ukuran ekspor hasil sawit masih turun 17,3 persen (yoy).

“Bea meninggalkan berkembang signifikan dipengaruhi kebijakan relaksasi ekspor mineral mentah dan juga biaya CPO (Crude Palm Oil) yang tersebut menguat sejak Juni,” kata Anggito.

Lebih lanjut, Anggito memaparkan dari segi penerimaan cukai yang digunakan tercatat Rp192,7 triliun atau meningkat 2,8 persen (yoy).

Penerimaan cukai sampai dengan November dipengaruhi oleh beberapa faktor. Pertama, cukai nilai tembakau sebesar Rp184,3 triliun atau bertambah 2,8 persen sebagai imbas kenaikan produksi cukai golongan II lalu III.

Kedua, peningkatan cukai Minuman yang dimaksud Mengandung Etil Alkohol (MMEA) sebesar Rp8,1 triliun atau bertambah 12,6 persen (yoy) didorong kenaikan tarif meskipun produksi pada negeri maupun impor menurun.

Faktor ketiga, yakni cukai etil alkohol (EA) yang mana sebesar Rp129,2 miliar atau berkembang 12,6 persen, sejalan dengan kenaikan produksi.

“Cukai meningkat dipengaruhi naiknya produksi Gol II juga III meskipun Gol I yang tersebut tarifnya lebih tinggi tinggi mengalami penurunan,” katanya pula.

Artikel ini disadur dari Kemenkeu catat penerimaan bea dan cukai Rp257,8 triliun November 2024

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *