Berita  

Judol-Pinjol Tambah Beban Warga RI, Kirim Sinyal Ngeri ke Asuransi

Judol-Pinjol Tambah Beban Warga RI, Kirim Sinyal Ngeri ke Asuransi

Jakarta – Klaim asuransi kredit meningkat 44,2% ke nomor Mata Uang Rupiah 10.48 triliun pada kuartal III-2024. Banyaknya penduduk yang dimaksud terjerat pinjaman online (pinjol) lalu judi online (judol) menjadi salah satu alasannya.

Menurut data Asosiasi Asuransi Umum Negara Indonesia (AAUI), rasio antara premi dicatat juga klaim di bayar menghadapi asuransi kredit pun terus membengkak. Tiap September 2024, rasionya telah mencapai 85,5% dari sebelumnya 71,8%.

Ketua Umum Asosiasi Asuransi Umum Negara Indonesia (AAUI) Budi Herawan mengatakan, lonjakan klaim asuransi kredit ini tak disertai dengan perkembangan premi. Secara tak segera hal ini berdampak pada profitabilitas perusahaan.

“Asuransi kredit ini kita selama ini kena efeknya. Tinggal bayar-bayar klaim kreditnya, preminya bukan ada. Sehingga operasinya tinggi,” tutur Budi di Kongres Pers AAUI, pada Jakarta, Selasa, (4/12/2024).

Menurutnya, salah satu asal-mula semakin tertekannya rasio asuransi kredit sebab berbagai efek lanjutan dari maraknya judol dan juga pinjol. Dengan kata lain, sejumlah komunitas yang mana terjerat kredit macet.

“Banyak rakyat masuk pada daftar hitam SLIK OJK. Karena judol serta pinjol itu ada efek domino ke asuransi kredit. Kalau sudah ada ngemplang itu susah lantaran check listnya pada SLIK OJK,” jelasnya.

Lebih jauh, Wakil Ketua Asosiasi Asuransi Umum Nusantara (AAUI) Sektor Statistik & Investigasi Trinita Situmeang menjelaskan, peran asuransi kredit sejatinya adalah melindungi risiko dari kredit default bagi pengguna bank dengan kolektabilitas 4-5.

Meski nomor rasio asuransi kredit ini melonjak di kuartal III-2024, Trinita mengutarakan pihaknya masih wait and see pada mengawasi kemungkiann tren lanjutan ke depan.

“Jadi memang benar ini adalah kumpulan dari klien-klien sebelumnya, sanggup jadi sudah ada dicadangkan dalam periode-periode sebelumnya atau malah ke tahun sebelumnya, kemudian diselesaikan dalam di kurun waktu 9 bulan ke tahun ini,” pungkasnya.

Patut dicatat, asuransi kredit juga masih membukukan perkembangan dalam periode sembilan bulan tahun ini. Adapun pendapatan premi tercatat sebesar Rupiah 10,1 triliun.

Capaian ini meningkat 21,1% dari periode yang sejenis pada tahun. Faktor pendorong tumbuhnya asuransi kredit di dalam bidang asuransi adalah tumbuhnya penyaluran kredit oleh pemerintah yang tersebut mana rata-rata dari penyaluran kredit yang tersebut sudah diwujudkan berasal dari kredit konsumtif dari masyarakat, juga didorong oleh penyaluran kredit kepemilikan rumah (KPR).

Next Article Kolaborasi Perusahaan Asuransi-BPJS Kesehatan, Prospek & Tantangannya

Artikel ini disadur dari Judol-Pinjol Tambah Beban Warga RI, Kirim Sinyal Ngeri ke Asuransi

Exit mobile version