Inflasi mereda, analis: Pasar kripto kemudian saham Amerika Serikat kompak menghijau

Inflasi mereda, analis: Pasar kripto kemudian saham Amerika Serikat kompak menghijau

Ibukota – Analis Reku Fahmi Almuttaqin memaparkan lingkungan ekonomi kripto kemudian saham Amerika Serikat serempak menghijau dikarenakan meredanya pemuaian inti AS.

Pasalnya, laju kenaikan pemuaian yang mana turun yang disebutkan memberikan harapan terhadap kemungkinan tercapainya target kenaikan harga bank sentral Negeri Paman Sam (The Fed) 2 persen.

"Laju naiknya harga yang mana tinggi, khususnya di dalam sektor energi, dapat berubah menjadi faktor pendukung proyeksi The Fed untuk melakukan pemangkasan suku bunga tambahan sedikit pada tahun ini. Bank sentral Negeri Paman Sam yang dimaksud sudah pernah memangkas suku bunga acuan sebesar total 100 basis poin sejak memulai siklus pelonggaran pada September tahun lalu," kata Fahmi di keterangannya ke Jakarta, Jumat.

Harga Bitcoin terapresiasi ke level 99 ribu dolar Amerika Serikat hingga kemudian menembus level 100 ribu dolar AS, dihadiri oleh oleh Ethereum, XRP, SOL, XLM, juga mayoritas aset kripto di dalam pasar.

Sementara ke bursa saham AS, Nasdaq Composite mengatur dengan kenaikan 2,17 persen dihadiri oleh S&P 500 1,62 persen kemudian Dow Jones Industrial Average dengan 1,5 persen.

Beberapa saham pada sektor teknologi juga perbankan membukukan kenaikan harga jual yang signifikan seperti Tesla yang mengalami kenaikan 5,76 persen, Meta Platforms 4,76 persen, Citigroup 6,1 persen, Wells Fargo 6,1 persen, serta Goldman Sachs 4,8 persen.

"Data naiknya harga Amerika Serikat bulan Desember menunjukkan keadaan kenaikan harga inti (tanpa komponen volatil seperti nilai energi dan juga pangan) yang mana mengalami penurunan laju kenaikan sebesar 0,1 persen dari bulan-bulan sebelumnya," ujarnya.

Fahmi mengatakan, naiknya harga inti Negeri Paman Sam Desember cuma mengalami kenaikan 0,2 persen, tambahan lambat dari kenaikan 0,3 persen selama empat bulan sebelumnya, meskipun secara keseluruhan kenaikan harga pada Desember tercatat mengalami kenaikan bulanan sebesar 0,4 persen yang tersebut merupakan hitungan tertinggi sejak Maret 2024 dikarenakan peningkatan harga jual energi yang mana menyumbang lebih tinggi dari 40 persen dari kenaikan kenaikan harga indeks nilai konsumen (CPI) dalam bulan tersebut.

Secara tahunan, CPI meningkat 2,9 persen, naik dari 2,7 persen ke November yang juga merupakan laju tercepat sejak Juli.

Penurunan laju kenaikan kenaikan harga inti mungkin saja dapat membuka kemungkinan akan kembali diturunkannya suku bunga sebesar 25 bps pada pertarungan FOMC akhir bulan ini.

"Namun, jikalau hal itu terjadi, outlook kebijakan suku bunga hingga kemungkinan besar beberapa bulan setelahnya akan relatif lebih tinggi tak pasti,” kata Fahmi.

Lebih lanjut, ia menjelaskan Presiden Amerika Serikat terpilih Donald Trump, yang akan dilantik 20 Januari mendatang, sudah menjanjikan pemotongan pajak yang digunakan berisiko memacu pertumbuhan.

“Namun, kebijakan proteksionis serta pembatasan imigrasi berpotensi meningkatkan biaya produksi juga mengganggu supply chain, yang digunakan mana berpotensi menambah tekanan inflasi. Penurunan suku bunga di bulan ini, apabila terjadi, dapat memperparah keadaan yang disebutkan kemudian menghasilkan situasi juga arah kebijakan perekonomian ke depan menjadi semakin sulit diprediksi," terangnya.

Dengan demikian, meskipun perkembangan yang dimaksud ada membuka kemungkinan penurunan suku bunga pada akhir bulan ini, para pejabat The Fed kemungkinan besar akan berpikir dua kali untuk melakukannya.

Melihat reaksi pangsa dari perkembangan yang dimaksud ada, terdapat peluang reli akan berlanjut hingga penentuan kebijakan suku bunga The Fed akhir bulan ini.

“Momentum pelantikan Trump kemudian gebrakan-gebrakan awalnya khususnya bagi bidang juga bursa crypto dapat turut meningkatkan kekuatan peluang yang mana ada. Meskipun secara umum tren bullish pada bursa crypto dan juga saham Amerika Serikat masih relatif solid, tak diturunkannya suku bunga pada pertarungan FOMC mendatang memiliki kemungkinan memberikan tekanan bagi pasar, terlebih apabila The Fed kembali memaparkan proyeksi kebijakan ke depan yang tersebut akan tambahan ketat seperti yang tersebut terbentuk pada pertandingan sebelumnya,” lanjutnya.

Dengan demikian, meskipun status pangsa pada waktu ini cukup positif, kehati-hatian dan juga responsivitas pemodal terhadap perkembangan situasi yang mana ada masih sangat diperlukan guna melindungi pertumbuhan portofolio investasinya.

Artikel ini disadur dari Inflasi mereda, analis: Pasar kripto dan saham AS kompak menghijau

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *