Berita  

Inflasi Amerika Serikat Memanas, Dolar Terbang ke Rp16.330

Inflasi Amerika Serikat Memanas, Dolar Terbang ke Rp16.330

Jakarta – Rupiah tertekan terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pasca Negeri Paman Sam merilis data kenaikan harga konsumen yang digunakan mengalami kenaikan dibandingkan periode sebelumnya.

Dilansir dari Refinitiv, rupiah dibuka melemah 0,09% ke hitungan Rp16.330/US$ pada hari ini, Kamis (16/1/2025). Tempat ini selaras dengan penutupan perdagangan kemarin (15/1/2025) yang digunakan juga terkoreksi 0,34%.

Sementara indeks dolar AS/DXY pada pukul 09:03 Waktu Indonesia Barat turun tipis 0,07% di bilangan bulat 109,01. Angka ini lebih besar rendah jikalau dibandingkan dengan kedudukan kemarin yang digunakan berada dalam bilangan bulat 109,09.

Rupiah hari ini dibuka tertekan pasca kemarin Amerika Serikat merilis data kenaikan harga konsumen yang tersebut tampak memanas.

Tingkat kenaikan harga tahunan pada Amerika Serikat naik untuk bulan ketiga berturut-turut berubah menjadi 2,9% pada Desember 2024 dari 2,7% pada November, sesuai dengan ekspektasi pasar. Kenaikan dalam akhir tahun ini sebagian disebabkan oleh efek dasar yang tersebut rendah dari tahun lalu, teristimewa untuk energi.

Selain itu, tingkat naiknya harga tahunan inti biaya konsumen di dalam Amerika Serikat, yang tiada di antaranya item seperti makanan kemudian energi, turun berubah menjadi 3,2% pada Desember 2024, dari 3,3% pada tiga bulan sebelumnya lalu sedikit di dalam bawah ekspektasi lingkungan ekonomi sebesar 3,3%. Angka tempat tinggal, yang dimaksud menyumbang tambahan dari dua pertiga dari total kenaikan 12 bulan, naik 4,6% selama setiap tahun terakhir, mencatatkan kenaikan tahunan terkecil sejak Januari 2022.

Kendati kenaikan harga utama sedikit meningkat, ukuran inti yang digunakan disebut “core CPI” dianggap sebagai indikator yang dimaksud lebih banyak baik dari tekanan tarif yang mendasari. Dengan laju naiknya harga dalam sektor perumahan yang mana turun secara signifikan, para ekonom memperkirakan laporan mendatang tentang Skala Harga Penghabisan Konsumsi Pribadi (PCE) untuk bulan Desember akan melemah, bahkan kemungkinan besar turun pada bawah target 2% yang ditetapkan oleh Fed.

PCE digunakan sebagai acuan target pemuaian oleh bank sentral, serta pejabat Fed memperkirakan pelambatan yang signifikan pada beberapa bulan pertama tahun ini.

Laporan CPI Desember “melanjutkan tren yang dimaksud telah lama kita saksikan, yaitu bahwa naiknya harga berpindah turun menuju target,” kata Presiden Fed Richmond, Thomas Barkin, untuk wartawan pada sebuah acara Kamar Dagang Maryland.

“Proses disinflasi permanen berjalan,” kata Presiden Fed New York, John Williams, pada pernyataan yang tersebut disiapkan untuk sebuah acara pada Connecticut.

Fed diperkirakan akan mempertahankan suku bunga acuannya pada kisaran 4,25%-4,50% pada penghadapan kebijakan berikutnya pada 28-29 Januari, pasca menurunkannya sebesar satu poin persentase penuh di tiga pertarungan terakhir tahun 2024.

CNBC INDONESIA RESEARCH

Next Article Reshuffle Bawa Rupiah ke Level Terkuat 6 Bulan, Dolar ke Rp15.500

Artikel ini disadur dari Inflasi AS Memanas, Dolar Terbang ke Rp16.330

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *