meskipun mempunyai peran penting, tampaknya kesadaran tentang lapangan usaha asuransi, khususnya reasuransi warga diperlukan terus ditingkatkan
Jakarta – Direktur Utama Indonesi Re Benny Waworuntu menganggap minat masyarakat terhadap asuransi di dalam Indonesi ketika ini masih tergolong rendah.
Berdasarkan data Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI), tingkat penetrasi asuransi nasional tercatat masih 2,64 persen terhadap produk-produk domestik bruto (PDB) pada 2023.
“Reasuransi sama-sama dengan perusahaan asuransi mempunyai peran yang mana sangat kritis di mempertahankan rotasi perekonomian kemudian kualitas hidup masyarakat. Namun, meskipun mempunyai peran penting pada ekonomi, tampaknya kesadaran tentang bidang asuransi, teristimewa perusahaan reasuransi di kalangan komunitas umum, wajib terus ditingkatkan,” kata Benny ketika menyampaikan sambutan di Nusantara Re International Conference 2024 ke Jakarta, Rabu.
Benny menyatakan bahwa kurangnya kesadaran masyarakat tentang bidang asuransi teristimewa disebabkan oleh hilangnya kepercayaan akibat kasus-kasus kegagalan asuransi yang mana hingga pada waktu ini belum terselesaikan.
Serangkaian pencabutan izin usaha perusahaan asuransi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan tingkat kerentanan rakyat terhadap produk-produk asuransi.
Selain itu, beliau menjelaskan bahwa rendahnya tingkat penetrasi asuransi juga disebabkan oleh bervariasi kesulitan yang mana banyak muncul pada bidang asuransi, seperti rute klaim yang digunakan sulit, premi yang digunakan bukan terjangkau oleh semua kelompok masyarakat, kurangnya akses masyarakat ke hasil asuransi, hingga prospek adanya gagal bayar alias default.
"Ini bermetamorfosis menjadi beberapa komponen utama yang mana menyebabkan peningkatan yang mana lambat di dalam sektor asuransi,” tambahnya.
Lebih lanjut, Benny mengatakan praktik penipuan asuransi ilegal kerap berubah menjadi hambatan yang meluas di Indonesia, merugikan industri asuransi dan juga pelanggan hingga miliaran rupiah setiap tahun.
“Terutama penipuan asuransi dalam bidang medis, menjadi salah satu yang paling membebani secara finansial, dihadiri oleh oleh asuransi jiwa, properti. Pengaruh penggelapan asuransi tidaklah belaka mempengaruhi usaha juga asuransi, tetapi juga dapat mengakibatkan premi yang dimaksud lebih banyak besar bagi pelanggan,” jelasnya.
Persaingan yang mana bukan sehat walafiat di dalam antara perusahaan reasuransi juga berkontribusi pada hambatan ini.
“Saat ini, Nusantara miliki tambahan dari 75 perusahaan asuransi umum dan juga lebih lanjut dari 55 perusahaan asuransi jiwa, dengan sekitar delapan hingga sembilan perusahaan reasuransi yang dimaksud bersaing untuk bursa yang mana kecil. Hal ini memunculkan persaingan yang mana tak sehat, khususnya pada hal harga,” kata Benny.
Belum lagi apabila terbentuk adanya gagal bayar ke beberapa perusahaan asuransi. Menurut dia, permasalahan kegagalan pembayaran ke perusahaan asuransi disebabkan oleh ketidakmampuan perusahaan di mengurus risiko secara baik.
Guna mengatasi permasalahan ini, maka penting bagi perusahaan asuransi serta reasuransi untuk menetapkan modal yang dimaksud cukup untuk menanggung risiko yang tersebut mereka asuransikan
Kendati demikian, dengan adanya bervariasi risiko yang dimaksud bukanlah berarti asuransi tidak ada berubah menjadi permintaan bagi masyarakat.
Benny memandang asuransi terus menjadi aspek pengendalian risiko yang digunakan diperlukan komunitas sekaligus menjadi sektor yang digunakan turut menggerakkan roda perekonomian nasional.
Selain itu, fungsi reasuransi sendiri penting dipahami oleh penduduk luas.
“Perusahaan asuransi akan membeli reasuransi untuk menjamin dia mempunyai modal yang cukup untuk membayar klaim. Ini adalah adalah langkah penting pada melakukan konfirmasi stabilitas keuangan dan juga kemampuan membayar klaim,” pungkas Benny.
Dia berharap ke depan masyarakat dapat lebih lanjut mengenali peran penting asuransi lalu reasuransi pada merawat stabilitas sektor ekonomi juga kualitas hidup, juga pentingnya peningkatan literasi keuangan dan juga inklusi untuk meningkatkan kepercayaan umum terhadap sektor asuransi pada Indonesia.
Artikel ini disadur dari Indonesia Re nilai minat masyarakat RI terhadap asuransi masih rendah