Jakarta, CNBC Indonesia- Wall Street mencatatkan pekan yang dimaksud positif dengan indeks S&P 500 stabil pada perdagangan Jumat, setelahnya sebelumnya menyentuh rekor penutupan tertinggi. Sentimen bursa didorong oleh pidato Presiden Donald Trump yang dimaksud menyerukan penurunan suku bunga serta biaya minyak, memberikan angin segar bagi penanam modal ke berada dalam optimisme terhadap kebijakan pro-bisnis pemerintahannya.
Pasar saham mendapat dorongan kuat pada Kamis setelahnya Trump menyatakan akan “meminta suku bunga segera diturunkan” di pidatonya pada hadapan para pemimpin bola ke Davos, Swiss. Trump juga mengungkapkan rencana untuk meminta-minta Arab Saudi juga negara-negara OPEC lainnya menurunkan biaya minyak. Ukuran S&P 500 mencatatkan rekor baru, baik pada penutupan maupun intraday.
“Pidato Trump di Davos memang benar berisi poin-poin yang mana tampak positif (seperti seruan terhadap OPEC untuk menurunkan biaya minyak, desakan agar bank sentral menurunkan suku bunga, serta penegasan kembali janji untuk memangkas pajak dan juga regulasi). Namun, hanya sekali sedikit yang mana benar-benar signifikan atau berada pada kendalinya,” ungkap Adam Crisafulli, pendiri Vital Knowledge, di catatannya.
Optimisme terhadap kebijakan pro-bisnis Trump mengupayakan penguatan aset berisiko sepanjang pekan ini pasca pelantikannya. Pemodal juga merasa lega sebab Trump sejauh ini belaka memberikan ancaman terkait tarif tanpa melakukan aksi formal di beberapa hari pertamanya pada Gedung Putih.
Ketiga indeks utama berada ke jalur positif untuk mencatatkan pekan kedua berturut-turut. Dow Jones Industrial Average dan juga S&P 500 per individu naik 2,5% dan juga 2% sepanjang pekan ini, sementara Nasdaq Composite yang dimaksud didominasi saham teknologi menguat sekitar 2,2%.
Investor terus memantau imbal hasil Treasury Negeri Paman Sam tenor 10 tahun, yang tersebut naik dalam sedang laporan kinerja perusahaan yang tersebut kuat. direktur utama BlackRock Larry Fink pada Kamis mengumumkan bahwa upaya Trump untuk menggerakkan aliran modal ke sektor swasta dapat memicu tekanan naiknya harga kemudian mengupayakan imbal hasil obligasi 10 tahun mendekati level 5%.
“Pertumbuhan yang dimaksud lebih tinggi baik di dalam perusahaan-perusahaan Amerika Serikat dapat membantu imbal hasil Treasury 10 tahun menemukan titik terendah untuk pada waktu ini,” ujar Chris Hussey, Managing Director di dalam Goldman Sachs, pada sebuah catatan untuk klien.
CNBC Indonesia
Next Article Dow Tembus Rekor Baru, Optimisme Trump Bikin Wall Street Sumringah!
Artikel ini disadur dari Indeks SdanP 500 Stabil, Pasar Saham AS Melanjutkan Tren Positif