Jakarta – Angka Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau kembali cerah bergairah pada perdagangan sesi I Rabu (22/1/2025), di mana pangsa menanti kebijakan yang digunakan akan diterapkan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump serta kabar dari revisi aturan Devisa Hasil Ekspor (DHE) ke di negeri.
Hingga pukul 12:00 WIB, IHSG meningkat pesat 0,95% ke tempat 7.250,06. IHSG masih berada di dalam level psikologis 7.200 hingga pembukaan I hari ini.
Nilai proses indeks pada pembukaan I hari ini telah mencapai sekitar Rupiah 6,3 triliun dengan besar kegiatan mencapai 9,7 miliar lembar saham dan juga telah ditransaksikan sebanyak 781.166 kali. Sebanyak 287 saham menguat, 279 saham melemah, lalu 234 saham cenderung stabil.
Secara sektoral, sektor infrastruktur serta konsumer primer bermetamorfosis menjadi penopang terbesar IHSG di dalam pertemuan I hari ini yakni tiap-tiap mencapai 1,78% kemudian 1,41%.
Sementara dari sisi saham, saham PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) menjadi penopang terbesar IHSG yakni mencapai 12,8 indeks poin.
Selain TLKM, ada saham PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) juga berubah jadi penopang sebesar 12,3 indeks poin, kemudian PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) sebesar 11,4 indeks poin, serta PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) sebesar 5,6 indeks poin.
Berikut saham-saham penopang IHSG dalam pertemuan I hari ini.
IHSG melonjak pada sedang sikap pangsa yang masih menanti kebijakan Presiden Amerika Serikat Trump kemudian dampak dari revisi aturan Devisa Hasil Ekspor (DHE) juga datangnya musim laporan keuangan emiten pada 2024.
Inaugurasi kedua Donald Trump sebagai Presiden ke-47 Amerika Serikat mengakibatkan pengaruh yang mana kompleks terhadap lingkungan ekonomi global, satu di antaranya Indonesia.
Trump Effect, istilah yang digunakan digunakan untuk menggambarkan dampak kebijakan kontroversial lalu pro-bisnis dari Presiden Trump, menjadi sorotan utama investor, khususnya di dalam berada dalam ketidakpastian kegiatan ekonomi global.
Direktur Capital Market Mandiri Sekuritas, Silva Halim, menyebutkan bahwa periode kedua Trump menghadirkan apa yang ia sebut “familiar uncertainty.” Pemodal pada masa kini telah tambahan mengenal pola kebijakan Trump, teristimewa terkait proteksionisme perdagangan, sehingga kegelisahan pangsa global mulai mereda.
“Dengan valuasi saham IHSG yang dimaksud menawan lalu imbal hasil dividen yang dimaksud tinggi, kami optimistis bahwa pemodal akan tetap tertarik, walaupun volatilitas dalam semester pertama kemungkinan besar masih tinggi,” ujar Silva di konferensi pers Pre-Event Mandiri Investment Pertemuan (MIF) 2025, Selasa (21/1/2025).
Lebih lanjut, Trump 2.0 juga menghadirkan harapan baru ke sektor energi lalu infrastruktur global, dua area yang menjadi fokus kebijakan pro-growth Presiden Trump.
Meskipun terdapat ancaman kenaikan harga akibat tarif perdagangan yang mana tinggi, langkah ini dapat meningkatkan kesempatan ekspor Indonesia, teristimewa di sektor berbasis komoditas.
Data dari CORE Nusantara menunjukkan bahwa proteksionisme Trump justru dapat membuka potensi diversifikasi perdagangan ke negara-negara seperti China, khususnya untuk komoditas berbahan dasar serat nabati kemudian farmasi.
Dari di negeri, Revisi aturan DHE diharapkan mampu menjadi senjata baru untuk menguatkan nilai tukar rupiah. Dengan kewajiban DHE yang baru diharapkan DHE atau dolar yang mana selama ini dibawa pergi eksportir ke Singapura atau negara lain mampu kembali ke Indonesia. Pasokan dolar pun diharapkan naik sehingga rupiah lebih tinggi tahan terhadap guncangan dari tekanan global.
Seperti diketahui, pemerintahan Prabowo Subianto resmi mengubah Peraturan eksekutif (PP) No.36 Tahun 2023 tentang Devisa Hasil Ekspor (DHE). Eksportir diwajibkan untuk menempatkan DHE sebesar 100% ke di negeri di kurun waktu 1 tahun mulai 1 Maret 2025.
Revisi berhadapan dengan Peraturan otoritas (PP) No.36 Tahun 2023 ini akan berlaku untuk sektor mineral serta batu bara, perikanan juga perkebunan seperti kelapa sawit.
“Pemerintah akan segera merevisi PP no. 36 juga akan diperlakukan per 1 Maret tahun ini. Bagian minyak bumi dan juga gas alam itu tidak ada diikutkan,” ungkap Menko Perekonomian Airlangga Hartarto di konferensi pers dalam Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (21/1/2025)
Di lain sisi, Musim laporan keuangan kuartal IV-2024 juga full year 2024 segera dimulai. Datangnya musim laporan keuangan ini diharapkan bermetamorfosis menjadi angin segar kemudian semangat baru yang dapat berubah menjadi sentimen positif pasar. Prestasi yang digunakan positif akan menambah kepercayaan diri pemodal sehingga saham akan melakukan aksi positif.
CNBC INDONESIA RESEARCH
[email protected]
Next Article IHSG Dibuka Ambles, Turun ke Level 7.335
Artikel ini disadur dari IHSG Ngegas Lagi, Sektor dan Saham Ini Jadi Penggeraknya