Berita  

IHSG Ngegas Lagi, Sektor Keuangan Raksasa Jadi Penggerak Utama

IHSG Ngegas Lagi, Bidang Keuangan Raksasa Jadi Penggerak Utama

Jakarta – Skala Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau kembali cerah bergairah pada perdagangan pembukaan I Kamis (16/1/2025), dalam mana lingkungan ekonomi masih menimbang dampak dari dipangkasnya suku bunga acuan Bank Negara Indonesia (BI) kemarin.

Hingga pukul 12:00 WIB, IHSG meningkat pesat 0,89% ke kedudukan 7.142,3. IHSG pun kembali ke level psikologis 7.100 pada akhir perdagangan sesi I hari ini.

Nilai operasi indeks pada sesi I hari ini telah mencapai sekitar Simbol Rupiah 7,6 triliun dengan jumlah operasi mencapai 9,6 miliar lembar saham dan juga telah ditransaksikan sebanyak-banyaknya 1 jt kali. Sebnayak 272 saham menguat, 291 saham melemah, dan juga 232 saham cenderung stabil.

Secara sektoral, sektor keuangan dan juga energi berubah jadi penopang terbesar IHSG ke sesi I hari ini yakni per individu mencapai 0,96% juga 0,95%.

Sementara dari sisi saham, emiten perbankan raksasa PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) bermetamorfosis menjadi penopang terbesar IHSG dalam pembukaan I hari ini yakni mencapai 22,7 indeks poin.

Selain BMRI, ada saham PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), sebesar 19,3 indeks poin, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) sebesar 16,1 indeks poin, lalu PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) sebesar 4,7 indeks poin.

Berikut saham-saham penopang IHSG ke pembukaan I hari ini.

IHSG bergairah setelahnya diturunkannya suku bunga acuan BI (BI-Rate), yakni sebesar 25 basis poin (bps) berubah jadi 5,75% kemarin. Ini adalah adalah penurunan suku bunga pertama di tahun ini. Sebelumnya, BI memangkas suku bunga sebesar 25 bps pada September tahun lalu.

Gubernur BI Perry Warjiyo menegaskan di mana BI menurunkan BI Rate, ini sesuai denganstanceatau pandangan bank sentral ‘prostabilityandprogrowth‘. Hal ini pun sejalan dengan masih terbukanya ruang penurunan suku bunga. Melihat dari momentumnya, BI mengkaji tindakan ini telah sesuai dengan dinamika yang dimaksud ada.

“Nah, waktunya tentu saja, sesuai dinamika yang dimaksud muncul di global dan juga internasional, Dan itu terus kami terus ulang-ulang dari bulan ke bulan,” kata Perry, di paparan hasil RDG BI, Rabu (15/1/2025).

Perry pun memaparkan dinamika yang dimaksud dipantau BI mencakup dinamika global dan juga pada negeri. BI, katanya, sudah ada memperhatikan arah kejelasan kebijakan yang digunakan khususnya ditempuh pemerintah Amerika Serikat serta Fed Fund Rate (FFR).

Perry mengutarakan penurunan FFR pada tahun diyakini hanya sekali sejumlah satu kali. Dari arah ini, BI sanggup memperkirakan arah pergerakan dolar indeks (DXY).

“Bukan kami menanti semuanya jelas tapi kan pengambilan langkah harus menanti kepastian, meskipun belum jelas-jelas banget,” paparnya.

Kedua, dari sisi domestik, BI mencermati bahwa naiknya harga pada negeri cukup rendah serta akan terus rendah ke depannya. Dengan naiknya harga rendah, maka ruang penurunan suku bunga terbuka ke depannya.

Selain itu, BI yakin nilai tukar rupiah pada waktu ini kekal stabil juga sejalan dengan nilai fundamentalnya.

“Dan kami menakar nilai tukar itu sejalan dengan nilai fundamentalnya. Skenario nilai tukar sekarang kemudian ke depan konsistensi dengan pengendalian inflasi,” ujar Perry.

Pertimbangan terakhir, kata Perry, adalah data survei dunia usaha BI. BI meninjau ada kecenderungan pertumbuhan ekonomi tambahan rendah pada tahun ini. Pelemahan ini sudah muncul sejak kuartal IV-2024 yang digunakan diperkirakan akan tambahan rendah dari perkiraan.

“(Pertumbuhan ekonomi) 2024 sedikit lebih lanjut rendah dari 5% tapi di melawan 5 ,1%. Tahun 2025, yang titik tengahnya 5,2% itu lebih banyak rendah jadi 4,7%-5,5%. Jadi ini timing untuk penurunan suku bunga untuk menciptakan growth story yang mana tambahan baik,” ungkapnya.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

Sanggahan: Artikel ini adalah barang jurnalistik berbentuk pandangan CNBC Nusantara Research. Analisis ini tiada bertujuan meminta pembaca untuk membeli, menahan, atau berjualan komoditas atau sektor penanaman modal terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak ada bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang mana timbul dari kebijakan tersebut.

Next Article IHSG Stagnan Setelah Jokowi Reshuffle Kabinet, Ini adalah 5 Saham Movers

Artikel ini disadur dari IHSG Ngegas Lagi, Perbankan Raksasa Jadi Penggerak Utama

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *