Berita  

IHSG Merana, Bank Jadi Biang Kerok

IHSG Merana, Bank Jadi Biang Kerok

JakartaIndeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau melemah pada akhir perdagangan pembukaan I Kamis (12/12/2024), setelah data pemuaian Amerika Serikat (AS) terbaru dirilis kemudian telah sesuai dengan prediksi bursa sebelumnya.

Hingga pukul 12:00 WIB, IHSG merosot 0,82% ke kedudukan 7.403,56. Koreksi IHSG pada pertemuan I hari ini membuatnya makin dekati level psikologis 7.300.

Nilai proses indeks pada pembukaan I hari ini sudah ada mencapai sekitar Mata Uang Rupiah 6,7 triliun dengan melibatkan 13,7 miliar saham yang digunakan berpindah tangan sebanyak 754.078 kali. Sebanyak 201 saham menguat, 339 saham melemah, kemudian 242 saham cenderung stagnan.

Secara sektoral, sektor teknologi lalu keuangan menjadi penekan terbesar IHSG di sesi I hari ini yakni tiap-tiap mencapai 1,04% juga 0,97%.

Sejalan dengan sektor keuangan yang digunakan membebani IHSG paling besar, tiga saham bank raksasa pun bermetamorfosis menjadi penekan terbesar IHSG yakni PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) yang mana mencapai 13,4 indeks poin, PT Bank Rakyat Indonesi (Persero) Tbk (BBRI) sebesar 11,6 indeks poin, serta PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) sebesar 11,5 indeks poin.

Berikut saham-saham yang mana menjadi penekan IHSG di sesi I hari ini.

IHSG berbalik merana akibat penanam modal cenderung mulai merealisasikan keuntungannya pasca IHSG yang digunakan telah menguat selama empat hari beruntun.

Di lain sisi, IHSG melemah di berada dalam naiknya harga Amerika Serikat terbaru yang digunakan berkembang sesuai dengan ekspektasi pasar. Semalam waktu Indonesia, Biro Statistik Tenaga Kerja Negeri Paman Sam melaporkan Skala Harga Pengguna (IHK) pada bulan sesudah itu meningkat 2,7% secara tahunan (year-on-year/yoy), dari sebelumnya pada Oktober kemudian yang dimaksud meningkat 2,6%.

Sedangkan secara bulanan (month-to-month/mtm), IHK Negeri Paman Sam pada November sesudah itu bertambah 0,3%, dari sebelumnya pada Oktober sesudah itu yang tersebut bertambah 0,2%.

Data IHK Negeri Paman Sam pada bulan lalu, baik secara tahunan dan juga bulanan sudah ada sesuai dengan ekspektasi bursa sebelumnya. Konsensus bursa Trading Economics sebelumnya memperkirakan IHK Negeri Paman Sam pada November bertambah 2,7% (yoy) juga 0,3% (mtm).

Adapun naiknya harga inti, tak salah satunya biaya pangan kemudian energi berkembang 3,3% (yoy) pada November lalu, masih serupa dengan periode Oktober setelah itu yang dimaksud juga bertambah 3,3% juga juga telah sesuai dengan prediksi pangsa sebelumnya.

Sedangkan IHK inti bulanan meningkat 0,3% (mtm) pada November 2024, sebanding seperti pada Oktober 2024 yang mana juga meningkat 0,3% kemudian bilangan IHK inti bulanan juga sudah ada sesuai dengan ekspektasi pasar.

Dengan tumbuhnya pemuaian sesuai prediksi, maka bursa berharap bank sentral Amerika Serikat (Federal Reserve/The Fed) akan menurunkan suku bunga acuan pinjaman jangka pendeknya sebesar seperempat poin persentase pada waktu pertandingan terakhirnya ke tahun ini yakni pada 18 Desember.

Berdasarkan perangkat CME FedWatch, probabilitas pangsa yang tersebut memperkirakan pemangkasan suku bunga lebih lanjut lanjut oleh The Fed pada penghadapan pekan depan nyaris mencapai 100%, yakni naik berubah menjadi 98,6%, dari sebelumnya sekitar 86% pada Selasa kemarin.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

Sanggahan: Artikel ini adalah hasil jurnalistik sebagai pandangan CNBC Nusantara Research. Analisis ini tiada bertujuan mengundang pembaca untuk membeli, menahan, atau berjualan hasil atau sektor penanaman modal terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak ada bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari tindakan tersebut.

Next Article IHSG Hari Ini adalah Merah, Ada Lima Saham Jadi Beban

Artikel ini disadur dari IHSG Merana, Perbankan Jadi Biang Kerok

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *